Ikan di TTU Berformalin

Kadis Kesehatan TTU Imbau Penjual Ikan Tidak Gunakan Formalin Sebagai Pengawet 

Menurutnya, sebanyak 5 sampel ikan yang diambil dari 5 pedagang berbeda menunjukkan semuanya positif ikan mengandung formalin.

|
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Robertus Tjeunfin. 

"Hasil pemeriksaan menunjukkan, ikan yang dijual pedagang Pasar (baru) Kefamenanu menunjukkan positif mengandung formalin," ujarnya, Senin, 15 September 2025.

Selain di Pasar Baru dan Pasar Lama Kefamenanu, Kemenkes RI juga mengambil sampel pada para penjual ikan eceran di pinggir jalan, tempat produksi tahu-tempe dan warung. 

Mirisnya, satu sampel ikan yang diambil dari sebuah warung menunjukkan positif mengandung formalin. Sampel yang diambil dari warung tersebut merupakan ikan yang sudah dimasak.

Sedangkan, untuk sampel saus tomat, kerupuk, kerupuk kuning, kerupuk merah, tempe dan tahu dinyatakan negatif atau tidak mengandung formalin. 

Dikatakan Robertus, Formalin adalah bahan pengawet atau bahan pengawet jenazah. Dengan demikian, ketika formalin disimpan pada ikan, maka ikan tersebut tidak dihinggapi lalat. 

"Kemudian yang kedua, (ikan itu) sudah disimpan lama tapi tidak busuk itu formalin, karena dia fungsinya kan pengawetan," ucapnya.

Untuk memastikan ikan tersebut diduga mengandung formalin, masyarakat bisa melihat dari kondisi ikan yang tidak pernah dihinggapi lalat. Selain itu, ikan tersebut tidak gurih dan enak ketika dimasak. 

Menurutnya, formalin biasanya dimanfaatkan untuk pengawetan jenazah. Di bidang kedokteran, formalin digunakan untuk pengawetan sampel-sampel organ dan lain sebagainya untuk kepentingan penelitian.

"Formalin adalah bahan pengawet. Formalin mengandung zat metanol," ujarnya, Senin, 15 September 2025.

Bahan formalin tidak boleh dikonsumsi oleh manusia sekalipun hanya sedikit. Pasalnya, formalin berfungsi mengawetkan organ-organ tubuh.

Jika dikonsumsi dengan takaran yang terbatas atau sedikit formalin tidak memberikan dampak langsung. Namun, jika dikonsumsi dengan jumlah banyak bakal berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.

Meskipun demikian, mengonsumsi formalin dalam takaran yang sedikit dapat memberikan dampak jangka panjang. Dampak jangka panjang ini yakni pengonsumsi bisa mengalami kanker hati, kanker usus, penyakit jantung, otak dan gangguan sistem saluran pencernaan.

Kandungan formalin tidak akan hilang meskipun dimasak dengan titik didih 100° Celcius. Pasalnya, formalin bukan kuman namun, bahan pengawet.

"Ini bukan kuman, ini bahan pengawet jadi dia pasti berbaur dalam daging itu," ucapnya. (bbr)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved