Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 21 November 2025, “RumahKu Adalah Rumah Doa”

Tema "Rumah-Ku adalah rumah doa" mengajak kita untuk merenungkan tentang kekudusan tempat ibadah, pentingnya doa, dan bagaimana kita

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
Hari Jumat Pekan Biasa XXXIII
Jumat, 21  November 2025.
PW Sta Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah
Bacaan I: 1Mak. 4 : 36-37.52-59
Injil: Luk. 19: 45-48

“RumahKu adalah rumah doa”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, kita merayakan Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah, sebuah tradisi yang menghormati penyerahan diri Maria sejak kecil kepada Allah di Bait Suci.

Tema "Rumah-Ku adalah rumah doa" mengajak kita untuk merenungkan tentang kekudusan tempat ibadah, pentingnya doa, dan bagaimana kita dapat meneladani Maria dalam mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan pertama  (1Mak. 4:36-37.52-59), kita membaca tentang Yudas Makabe dan pasukannya yang membersihkan Bait Suci di Yerusalem setelah dinajiskan oleh orang-orang asing.

Mereka merobohkan mezbah yang telah dicemarkan, menyimpan batu-batu itu di tempat yang pantas, dan membangun mezbah yang baru. Mereka juga membuat perkakas-perkakas kudus yang baru dan membawa kandil, mezbah pembakaran ukupan, dan meja untuk roti sajian ke dalam Bait Suci. 

Kemudian, mereka mempersembahkan korban bakaran, ukupan, dan korban penghapus dosa. Kisah ini menekankan pentingnya menjaga kekudusan tempat ibadah dan memurnikannya dari segala sesuatu yang menajiskan. Dalam Injil Lukas 19:45-48, Yesus masuk ke Bait Allah, dan Ia mulai mengusir semua pedagang di situ.

Ia berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Yesus menunjukkan semangat yang berkobar-kobar untuk menjaga kekudusan Bait Allah dan menentang segala bentuk penyalahgunaan dan komersialisasi tempat ibadah.

Bait Allah seharusnya menjadi tempat untuk berdoa, belajar, dan mendengarkan firman Allah. Dan dalam tradisi Gereja mengajarkan bahwa Maria dipersembahkan kepada Allah di Bait Suci sejak usia muda. Ia menghabiskan waktu di sana untuk berdoa, belajar, dan melayani.

Penyerahan diri Maria yang total kepada Allah menjadi teladan bagi kita tentang bagaimana kita dapat mengabdikan hidup kita kepada-Nya. Refleksi kita adalah tentang Kekudusan: Apakah kita menghormati tempat ibadah dan menjaga kekudusannya?

Apakah kita menghindari segala sesuatu yang dapat menajiskan tempat kudus itu, baik secara fisik maupun spiritual?

Doa: Apakah kita menjadikan doa sebagai bagian penting dari hidup kita? Apakah kita meluangkan waktu untuk berdoa secara pribadi dan bersama-sama dengan komunitas iman kita?

Pelayanan: Apakah kita melayani Allah dan sesama dengan setia, seperti Maria yang mengabdikan diri untuk melayani di Bait Suci?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: pada hari ini, marilah kita merenungkan panggilan untuk menjaga kekudusan tempat ibadah dan untuk mengabdikan diri kepada Allah dengan sepenuh hati.

Kedua, semoga kita diberi hikmat untuk mengenali kehendak-Nya dalam hidup kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. 

Ketiga, maka marilah kita berdoa agar kita selalu terbuka untuk menerima kasih dan kebenaran-Nya, serta menjadi saksi yang hidup bagi-Nya di dunia ini.

Dan semoga teladan Santa Perawan Maria, yang dipersembahkan kepada Allah sejak kecil, menginspirasi kita untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada-Nya dan untuk menjadi bait Allah yang kudus, di mana Ia berkenan hadir dan berkarya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved