Kerja Sama Indonesia dan Timor Leste

Conservation International Timor Leste Studi Banding ke Raja Ampat

Studi banding bertujuan memeahami metode pengelolaan kawasan konservasi perairan Kepualauan Raja Ampat. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-PAPUA EXPLORER
Bentangan kawasan Raja Ampat di Papua Barat Daya Indonesia. 

Conservation International Timor Leste Studi Banding ke Raja Ampat

POS-KUPANG.COM, RAJA AMPAT - Lembaga Conservation International Timor Leste melakukan kunjungan studi banding ke Raja Ampat Papua Barat Daya

Studi banding yang berlangsung pada Senin (10/11/2025), dilakukan bersama-sama dengan lembaga Konservasi Indonesia dan lembaga konservasi lokal dari sejumlah provinsi di Indonesia.    

Kepala BLUD UPTD Raja Ampat, Syafri menyebut tujuan kunjungan studi banding itu bertujuan untuk memeahami metode pengelolaan kawasan konservasi perairan Kepualauan Raja Ampat

Kunjungan tersebut, kata Syafri, juga bermaksud mengidentifikasi praktik baik koservasi di kawasan tersebut, termasuk proses pembentukan lembaga pengelola BLUD UPTD.

Selain itu, juga bermaksud mengetahui strategi membangun dan merawat kolaborasi multi pihak yakni masyarakat, pemerintah  dan swasta dalam mendorong program tragtegis termasuk system pendanaan berkelanjutan, pengelolaan SDM serta infrastruktur. 

Baca juga: Parlemen Nasional Ratifikasi Deklarasi Aksesi Timor Leste ke ASEAN

Kunjungan itu, kata Syafri, menunjukkan Raja Ampat sebagai barometer pengelolaan konservasi kawasan. 

"Kemarin kita mendapat kunjungan dari delegasi sejumlah provinsi dan juga delegasi negara tetangga kita Timor Leste. Mereka melakukan studi banding di sini," ungkap Syafri. 

kunjungan studi banding itu sepenuhnya diisi dengan kegiatan studi lapangan.

Segitiga Terumbu Karang Dunia

Raja Ampat terletak di ujung barat laut Papua Barat Daya, Indonesia, yang merupakan ‘jantung’ Segitiga Terumbu Karang dunia.

Wilayah Raja Ampat terdiri dari 4.6 juta hektar lautan, 1.411 pulau kecil, pulau karang atau atol, dan beting, yang mengelilingi empat pulau utama, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Dilintasi garis khatulistiwa, Raja Ampat memiliki keanekaragaman hayati laut terkaya di bumi.

Bentang Laut Kepala Burung adalah yatu jaringan kawasan pesisir dan laut yang dilindungi,yang meliputi Teluk Cenderawasih di bagian timur, kepulauan Raja Ampat di barat, Teluk Triton di Kabupaten Kaimana, serta Kabupaten Fakfak di selatan.

Kepulauan Raja Ampat adalah gugusan kepulauan yang berlokasi di barat bagian Semenanjung Kepala Burung Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di bawah Kabupaten Raja Ampat dan Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.

Ancaman tambang

Pada pertengahan 2025, Raja Ampat viral setelah kampanye masyarakat sipil mengecam dan menolak praktek eksplorasi tambang nikel di kawasan itu. 

Pemerintah kemudian menyampaikan bahwa negara mencabut empat dari lima izin usaha pertambangan (IUP) yang aktif di Raja Ampat yakni PT Kawei Sejahtera Mining (Pulau Kawe), PT Anugerah Surya Pratama (Pulau Manuran), PT Mulia Raymond Perkasa (Pulau Manyaifun dan Batang Pele), dan PT Nurham (Pulau Waigeo):

Masyarakat sipil melalui lembaga seperti Greenpeace tetap menuntut perlindungan penuh dan permanen untuk seluruh ekosistem Raja Ampat, dengan pencabutan semua izin pertambangan yang aktif maupun yang tidak aktif.

Terlebih ada preseden bahwa izin-izin yang sudah pernah dicabut lantas diterbitkan kembali, termasuk di Raja Ampat, karena adanya gugatan dari perusahaan. 

Greenpeace Indonesia mengajak publik untuk terus mengawasi langkah pemerintah dalam merestorasi wilayah-wilayah yang sudah dirusak oleh pertambangan agar dikembalikan ke fungsi ekologisnya.

Conservation International Timor Leste

Adapun Conservation International Timor Leste merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat atau NGO (non-goverment organization) internasional yang konsen pada isu konservasi dan lingkungan dan berkantor di Timor Leste

Pekerjaan Conservation International di Timor Leste dimulai pada tahun 2009. Pada 2012, lembaga tersebut mendirikan kantor di Timor Leste atas undangan Presiden saat itu, Jose Ramos Horta.

Pekerjaan lembaga tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal, memerangi perubahan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian, terutama melalui pembentukan jaringan kawasan lindung nasional yang berfungsi.

Conservation International bekerja langsung dengan pemerintah dan masyarakat setempat untuk meneliti, menerapkan, dan meningkatkan pengelolaan kawasan lindung di darat dan laut, melalui taman nasional dan zona larang tangkap.

Melalui perpaduan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan kerja lapangan, kami selanjutnya menyediakan solusi inovatif untuk isu-isu lingkungan utama seperti praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, deforestasi, dan perubahan iklim.

Lembaga Konservasi Internasional Timor Leste juga bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Indonesia Proyek Samarcore, sebuah proyek konservasi sumber daya alam laut yang antar kedua negara. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved