Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 9 November 2025, "Tiga Hari yang Mengubah Segalanya"

Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi

Bersama Pastor John Lewar, SVD

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz

STM Nenuk Atambua Timor – NTT

Minggu, 9 November 2025

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Yeh. 47:1-2.8-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; 1Kor. 3:9c-11,16-17;

Yoh. 2:13-22

Warna Liturgi: Putih

Tiga Hari yang Mengubah Segalanya

Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. 

Injil Yohanes (2:13-22) pada hari minggu Biasa XXXII ini, berpusat pada pembersihan Bait Allah oleh Yesus dan pengakuan-Nya bahwa Bait Allah yang sejati adalah tubuh-Nya sendiri.

Pesannya adalah tentang kesucian, pemurnian diri, dan gagasan bahwa iman sejati tidak hanya dilakukan di gereja, tetapi juga dihidupi setiap hari dan ditunjukkan melalui tindakan kasih kepada sesama.

Permenungan kita kali ini menyoroti beberapa hal penting tentang Bait Allah.

Pertama, Bait Allah yang Dirobohkan dan Didirikan ―Kembali‖.

Kishah Yesus yang mengusir para pedagang dari Bait Allah bukan sekadar adegan kemarahan, melainkan tanda cinta Ilahi yang murni terhadap kesucian tempat kudus. 

Yesus melihat Bait Allah — rumah doa bagi segala bangsa —telah berubah menjadi pasar kepentingan pribadi.

―Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan!‖ (Yoh2:16).

Namun, di balik tindakan keras itu, tersimpan nubuat besar: Yesus sendiri adalah Bait Allah yang baru, yang akan dirobohkan melalui salib dan dibangkitkan dalam tiga hari.

Kedua, Bait Allah: Dari Bangunan Menjadi Hati.

Bagi bangsa Israel, BaitAllah adalah pusat ibadah dan simbol kehadiran Tuhan. Namun Yesus mengubah paradigma itu: kehadiran Allah kini bukan di gedung,  melainkan dalam diri manusia. ―Ia berbicara tentang Bait Allah tubuhNya.‖ (Yoh 2:21).

Artinya: kini hati kita adalah Bait Allah yang hidup.

Setiap kali kita menyambut Ekaristi, Tuhan berdiam di dalam kita —tubuh dan darah Kristus menyatu dengan jiwa kita.

Pertanyaannya: apakah hati kita masih menjadi rumah doa, atau sudah menjadi pasar duniawi?

Ketiga, Bait Allah yang Penuh Suara Dunia. Zaman modern membuat hati manusia dipenuhi kebisingan: ambisi, kecemasan, pencitraan digital, dan kepentingan diri. Kita sering membiarkan hal-hal itu ―berdagang‖ di dalam hati —menukar kedamaian rohani dengan kesibukan duniawi.

Yesus ingin membersihkan hati kita dari semua yang mencemari cinta.

Seperti Ia membalik meja para pedagang, Ia juga ingin membalikkan hal-hal yang membuat kita jauh dari Tuhan: keegoisan,

kemunafikan, dan kepura-puraan iman.

Keempat, Bait Allah Harus Dibersihkan Setiap Hari.

Pertobatan bukanlah peristiwa sekali jadi, melainkan proses harian.

Setiap hari Tuhan ingin masuk dan membersihkan hati kita.

Mungkin hari ini Bait Allah hatimudipenuhi rasa iri. Besok mungkin kesombongan, lusa mungkin kekhawatiran.

Dan setiap kali itu terjadi, Tuhan datang dan berkata:―Singkirkan semua ini dari sini.‖ Ia tidak marah karena benci, tetapi.+karena cinta —karena Ia ingin agar hati kita kembali murni sebagai tempat tinggal-Nya.

Kelima, Tiga Hari yang Mengubah Segalanya. Ketika

Yesus berkata: ―Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan.mendirikannya kembali,‖ para orang Yahudi tidak mengerti.

Namun kita tahu: Ia berbicara tentang tubuh-Nya yang akan bangkit. Salib yang tampak sebagai kehancuran, justru menjadi fondasi kebangkitan. Bait Allah yang sejati tidak bisa dihancurkan oleh manusia, karena kehadiran Allah tidak lagi bergantung pada batu, melainkan pada kasih yang hidup di dalam Kristus.

Keenam, Bait Allah dan Kita. Kita sering berpikir bahwa iman berarti pergi ke gereja, tapi Yesus mengingatkan bahwa iman sejati berarti menjadi gereja itu sendiri.

Setiap kata yang kita ucapkan, setiap tindakan yang kita lakukan, menjadi batu hidup yang membangun Kerajaan Allah didunia.

Apakah rumah hatiku memuliakan Allah, atau justru dipenuhi transaksi duniawi?

Ketujuh, Membersihkan dengan Kasih, Bukan Amarah Tindakan Yesus keras tapi penuh cinta. Ia tidak menghancurkan orang, melainkan menghancurkan dosa yang menghancurkan manusia.

Demikian pula kita dipanggil untuk menegakkan kebenaran, namun dengan kasihdan belas kasih, bukan kebencian.

Refleksi: Apa yang Perlu Dikeluarkan dari Hatiku? Mari renungkan:Apayang selama ini mengotori Bait Allah dalam diriku? Apakah kesibukan,  kesombongan, atau kebiasaan berdosa yang perlu ―dikeluarkan‖?

Maukah aku membiarkan Yesus membalikkan ―meja‖ dalam hatiku hari ini? Yesus tidak datang untuk menghancurkan, tetapi untuk membangun kembali —dari dalam.

Ia merombak yang lama, agar sesuatu yang baru dan murni.dapat lahir.

Bait Allah sejati kini ada di dalam dirimu. Biarlah Kristus membangunnya setiap hari dengan kasih dan kebenaran. 

Doa: Tuhan Yesus, Engkau datang untuk membersihkan Bait Allah dari  segala yang kotor. Bersihkan juga hatiku, rumah tempat Engkau tingg..Hancurkan semua kelekatan yang menjauhkan aku dari kasih-Mu, danjadikan aku bait suci-Mu yang hidup...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku

untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan

Putera dan Roh Kudus....Amin..(Pastor John Lewar, SVD) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved