KKB Papua
Operasi Militer di Lanny Jaya, Warga Mengungsi dan Trauma
Serangan udara dilakukan aparat TNI terhadap kelompok TPNPB pimpinan Puron Wenda di Kampung Wunabugu, Melagi.
POS-KUPANG.COM, LANNY JAYA - Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem menyebut warga di lima distrik di Lanny Jaya hingga kini masih mengungsi dan mengalami trauma.
Sudah lebih dari tiga pekan warga bertahan di pengungsian tanpa akses layak sejak operasi militer yang terjadi pada 5 Oktober 2025 di Distrik Melagi.
Serangan udara yang dilakukan aparat TNI terhadap kelompok TPNPB pimpinan Puron Wenda di Kampung Wunabugu, Melagi, memaksa sekitar 2.300 warga sipil mencari perlindungan di Kampung Yigemili.
Bahkan kehidupan masyarakat sipil di Melagi dan sekitarnya lumpuh karena warga mengalami trauma, kehilangan rasa aman, bahkan kesulitan menjalankan ibadah secara tenang.
Baca juga: 34 Orang Meninggal dalam Enam Bulan di Yahukimo Karena Ulah KKB Papua
YKKMP bersama Tim Kemanusiaan Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan, kata Theo, memasang sejumlah baliho berisi seruan damai dan larangan perang di area warga sipil.
Pemasangan dilakukan pada 25 Oktober 2025 di lima distrik wilayah Kabupaten Lanny Jaya yaitu Distrik Melagi, Melagineri, Wano Barat, Kwiyawage, dan Goa Balim.
“Mereka kini beribadah di pengungsian, tanpa kebebasan seperti sebelumnya,” kata Theo Hesegem dikutip dari Tribunpapua, Senin, (27/10/2025).
Untuk mengembalikan stabilitas dan melindungi warga sipil dari dampak konflik bersenjata, YKKMP bersama gereja-gereja Baptis di Papua memasang baliho bertema.
“Prinsip-Prinsip Dasar Hak-Hak Masyarakat Sipil dalam Konflik Bersenjata Menurut Hukum Humaniter Internasional.”
Isi baliho mencakup hak atas kehidupan, perlindungan terhadap serangan, kebebasan bergerak, hak atas keadilan, hingga larangan penyiksaan. Selain itu, baliho juga menegaskan tujuh poin sikap masyarakat di lima distrik, antara lain.
TNI dan TPNPB dilarang berperang di area permukiman sipil. Penangkapan terhadap warga sipil harus sesuai hukum. Kedua pihak diminta tidak mengganggu aktivitas masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan gereja.
Direktur Eksekutif YKKMP, Theo Hesegem, memimpin langsung tim kemanusiaan dalam pemasangan baliho. Sebelumnya, pihaknya telah mengirim surat pemberitahuan kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai Panglima Tertinggi TNI serta menembuskan surat itu ke berbagai lembaga negara dan gereja.
Theo bersama tim juga sempat menemui Komandan Satgas Raider 408/Suhbrastha di Pos Militer Melagi untuk menyerahkan surat pemberitahuan.
“Kami minta agar daerah ini disterilkan saat tim kami memantau lokasi kejadian, supaya tidak ada penembakan,” ujar Hesegem.
Baca juga: FIF Apresiasi Peran Astra Motor Papua Dalam Edukasi Keselamatan Berkendara
Ia juga mengimbau agar anggota TNI yang hendak beribadah di gereja tidak membawa senjata, demi menjaga ketenangan dan menghindari trauma warga.
“Kami tidak berpihak pada siapa pun. Kami berdiri di sisi kemanusiaan. Baik aparat maupun pejuang bersenjata adalah manusia yang memiliki hak hidup,” tegasnya. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.