Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 11 Oktober 2025, “Berbahagialah Ibu yang Telah Mengandung Engkau”

Tema "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau" mengajak kita untuk merenungkan tentang penghormatan kepada Maria sebagai Bunda Allah

Editor: Eflin Rote
Foto Pribadi
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Bruder Pio Hayon SVD
Hari Sabtu Pekan Biasa XXVII
Sabtu, 11 Oktober  2025
Bacaan I: Yl. 3:12-21
Injil:  Luk. 11: 27-28

“Berbahagialah Ibu yang Telah Mengandung Engkau”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam bacaan hari ini kita akan merenungkan pada dua gambaran yang menyoroti tema tentang penghakiman, berkat, dan ketaatan kepada firman Allah.

Tema "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau" mengajak kita untuk merenungkan tentang penghormatan kepada Maria sebagai Bunda Allah, serta bagaimana kita dapat memperoleh berkat sejati dengan mendengarkan dan melakukan firman Allah.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam kitab Yoel 3:12-21 dari bacaan pertama, nabi Yoel menyampaikan pesan tentang penghakiman Allah atas bangsa-bangsa yang telah menindas umat-Nya. Tuhan akan mengumpulkan segala bangsa di Lembah Yosafat dan menghakimi mereka di sana karena perbuatan mereka terhadap umat-Nya.

Tuhan akan menjadi tempat perlindungan bagi umat-Nya dan kota Yerusalem akan menjadi kudus. Pada waktu itu, gunung-gunung akan meneteskan anggur baru, bukit-bukit akan mengalirkan susu, dan segala sungai Yehuda akan mengalirkan air.

Dari rumah Tuhan akan keluar mata air yang akan membasahi lembah Sitim. Mesir akan menjadi sunyi sepi, dan Edom akan menjadi padang gurun tandus, karena kekerasan yang telah mereka lakukan terhadap Yehuda, karena mereka telah menumpahkan darah orang yang tidak bersalah di negerinya.

Tetapi Yehuda akan tetap didiami untuk selama-lamanya, dan Yerusalem akan tetap ada dari generasi ke generasi. Ini menunjukkan bahwa Allah akan menegakkan keadilan dan membela umat-Nya, serta menghukum mereka yang melakukan kejahatan.

Dalam Injil Lukas 11:27-28, ketika Yesus sedang berbicara, seorang perempuan dari antara orang banyak berseru kepada-Nya, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau."

Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya." Yesus mengarahkan perhatian dari berkat jasmani (menjadi ibu Yesus) kepada berkat rohani yang lebih besar, yaitu mendengarkan dan memelihara firman Allah. Ini menunjukkan bahwa berkat sejati tidak terletak pada hubungan darah atau status sosial, melainkan pada ketaatan kita kepada firman Allah.

Refleksi kita adalah tentang: Keadilan: Apakah kita merindukan keadilan dan penghakiman Allah atas kejahatan di dunia ini?

Apakah kita berdoa agar Tuhan menegakkan kebenaran dan membela mereka yang tertindas? Penghormatan kepada Maria: Apakah kita menghormati Maria sebagai Bunda Allah dan teladan iman yang sempurna? Apakah kita meneladani kerendahan hati dan ketaatannya kepada kehendak Allah?

Ketaatan kepada Firman: Apakah kita mendengarkan dan memelihara firman Allah dalam hidup kita sehari-hari? Apakah kita hanya mendengar, ataukah kita juga berusaha untuk memahami dan melaksanakannya?

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved