Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 19 September 2025, "Peran Perempuan Dalam Karya Gereja"
Peran aktif ini ternyata sudah terjadi pada zaman Yesus. Tugas serta pelayanan Yesus dan para murid disokong oleh kaum perempuan.
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Jumat, 19 September 2025
Yanuarius
1Tim. 6:2c-12; Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20; Luk. 8:1-3.
Warna Liturgi Hijau
Peran Perempuan Dalam Karya Gereja
Sebagaimana kita ketahui dan alami bersama dalam karya pelayanan Gereja, kaum perempuan rasa-rasanya lebih banyak terlihat daripada kaum laki-laki.
Kehadiran kaum perempuan dapat kita lihat di kelompok paduan suara, petugas liturgi, bahkan di kalangan umat sendiri.
Peran aktif ini ternyata sudah terjadi pada zaman Yesus. Tugas serta pelayanan Yesus dan para murid disokong oleh kaum perempuan.
Itulah yang kita dengar dalam bacaan Injil hari ini. Penginjil Lukas ( 8: 1-3) menyebut sejumlah nama, yakni Maria Magdalena, Yohana istri Khuza, dan Susana.
Selain mereka bertiga, masih ada banyak perempuan lain. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Yang menyatukan mereka adalah keterikatan kepada Yesus.
Hidup mereka mendapatkan isi dan arahan dari-Nya. Karena merasa telah dicurahi kasih dan rahmat, mereka terdorong untuk terlibat dalam karya-karya Yesus.
Dalam hal ini, mereka tidak mencari keuntungan diri. Fokus mereka adalah Yesus yang telah mengasihi mereka. Apa yang dilakukan Yesus menjadi dasar, arah, dan tujuan hidup serta karya-karya mereka.
Perempuan-perempuan itu memanfaatkan kepunyaan mereka untuk menunjang karya-karya Yesus di dunia ini. Kecakapan, keahlian, dan talenta mereka dikerahkan untuk membantu orang-orang yang dilayani Yesus.
Demikianlah mereka ambil bagian dalam pewartaan Kerajaan Allah. Mereka melakukan itu semua dengan sukarela dan hati yang gembira.
Peran perempuan terus berkembang seiring dengan pertumbuhan pemahaman umat Katolik tentang martabat baptisan.
Apa pun panggilan pribadi mereka, semua orang yang dibaptis membentuk Gereja dan semua yang dibaptis dipanggil untuk mengakui Gereja sebagai milik mereka sendiri dan berkontribusi bagi kehidupan Gereja.
Konsep 'tanggung jawab bersama' sebagaimana dijelaskan oleh Paus Benediktus, "memerlukan perubahan mentalitas, khususnya terkait peran kaum awam dalam Gereja, yang hendaknya dianggap bukan sebagai 'kolaborator' dengan para klerus, melainkan sebagai pribadi yang sungguh-sungguh 'bertanggung jawab bersama' atas keberadaan dan aktivitas Gereja." (Benediktus XVI, 2012).
Demikian pula, Paus Fransiskus menantang setiap umat Kristiani untuk terlibat aktif dalam melanjutkan karya Kristus, untuk terlibat secara pribadi sebagai "murid-murid misionaris",..." (Evangelii Gaudium 20).
Lebih lanjut, Paus Fransiskus mengatakan bahwa "kita perlu menciptakan peluang yang lebih luas lagi bagi kehadiran perempuan yang lebih tajam di Gereja."
Karena "kejeniusan feminin dibutuhkan dalam segala ekspresi kehidupan bermasyarakat, kehadiran perempuan juga harus dijamin di tempat kerja dan di berbagai lingkungan lain di mana keputusankeputusan penting dibuat, baik di Gereja maupun dalam struktur sosial." (Evangelii Gaudium 103).
Pada tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuk beberapa perempuan untuk Komisi Teologi Internasional Vatikan, sebuah badan penasihat ahli yang membantu Kongregasi untuk Doktrin Iman dalam mengkaji pertanyaan-pertanyaan doktrin.
Pada tahun 2019, empat perempuan diangkat menjadi anggota dewan di kantor sinode, yang mempersiapkan
pertemuan-pertemuan besar para uskup sedunia yang diadakan setiap beberapa tahun dengan topik-topik yang berbeda.
Peran serta perempuan di dalam hidup menggereja sama seperti peran laki-laki Bedanya adalah jenis tanggung jawab yang mereka emban. Tidak ada peran rendah dan tidak ada peran yang lebih tinggi. Masing-masing dengan kekhasannya membangun iman dan Gereja.
Keaktifan dan kesetiaan para perempuan bukan menjadi saingan bagi keaktifan dan kesetiaan laki-laki, melainkan justru menjadi partner yang baik. Kita dapat belajar banyak dari perempuan-perempuan itu.
Sudahkah kita ambil bagian dalam pewartaan Kerajaan Allah yang dilakukan Yesus? Banyak hal dapat kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita masingmasing.
Kerajaan Allah tidak hanya soal membaca Kitab Suci dan mengikuti perayaan Ekaristi, tetapi mencakup pula bagaimana isi Kitab Suci dan perayaan Ekaristi terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Ini berarti kita bisa menghadirkan kasih Allah kapan saja dan di mana saja kita berada.
Doa: Ya Yesus, Engkau mengajarkan kepada kami kesetaraan martabat laki-laki dan perempuan. Semoga dengan kekhasan kami masing-masing, kami mampu membangun Gereja-Mu menjadi semakin hidup dan
berkembang. Amin.
Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Jumat. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus....Amin. (Pastor John Lewar SVD)
Renungan Harian Katolik Kamis 18 September 2025, “Dosanya Diampuni karena Berbuat Kasih” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 18 September 2025, "Mengampuni Wanita Pendosa" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 18 September 2025, "Perbuatan Kasih Menghapus Dosa" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 17 September 2025, “Hikmat Allah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Rabu 17 September 2025, "Mereka Itu Seumpama" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.