KKB Papua

Soal Kerusuhan Yalimo, Tokoh Adat Papua Ajak Warga Tak Terprovokasi Hoaks OPM

Kepala Suku Elelim, Musa Yare, menilai peristiwa di Yalimo telah menimbulkan kerugian besar, baik secara materiil maupun sosial.

Editor: Ryan Nong
Tribunnews.com
ILUSTRASI - Area perkantoran di Yalimo yang dibakar massa pada 29 Juni 2021. Kini kerusuhan kembali pecah di Yalimo Papua Pegunungan pada Selasa (16/9/2025), diduga dipicu SARA. 

Tiga korban tewas dalam kerusuhan itu, yakni anak bernama Sadrak Yahame yang tewas kena tembak serta Nasid Daeng Mappa (44) dan anaknya, Arsya Dafa (9), yang tewas terbakar di dalam mobil.

"Nasir Daeng Mappa dan anaknya, Arsya Dafa, meninggal dunia karena terbakar di dalam mobil. Sementara Sadrak Yohame tewas tertembak," kata Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Faizal Ramadhani.

Dia mengatakan seorang bocah lain, Atifa (10), menderita luka sayatan di leher dan kini sedang menjalani perawatan medis. Selain warga sipil, tiga personel TNI AD Satgas Maleo Kopassus mengalami luka karena dipanah.

Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Adarma Sinaga mengatakan sejumlah polisi juga terluka. Polisi yang terluka sedang dirawat.

Kerusuhan yang pecah di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo,itu diduga dipicu ujaran kebencian yang melibatkan siswa di SMAN 1 Yalimo. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved