Opini
Opini: Potensi Emas Biru dari Simbion Laut Oenggae Rote Ndao
Salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah adalah Laut Oenggae di Kabupaten Rote Ndao.
Saatnya Nusa Tenggara Timur Masuk Peta Bioteknologi Dunia
Oleh: Lukas Pardosi
Mahasiswa Program Studi Doktor Biologi Universitas Gadjah Mada dan Dosen Program Studi Biologi Universitas Timor, Kefamenanu
POS-KUPANG.COM - Nusa Tenggara Timur (NTT) disebutkan sebagai salah satu provinsi kepulauan di Indonesia yang luas lautnya sekitar 200.000 km⊃2;. (BPS, 2018).
Salah satu perairan yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah adalah Laut Oenggae di Kabupaten Rote Ndao.
Laut Oenggae memiliki perbedaan dengan laut lain di daerah NTT karena berbatasan langsung dengan perairan Australia dan menjadi salah satu tempat snorkling yang kaya akan biota laut seperti karang dan spons.
Baca juga: Opini: Kosmologi Baru Bahasa
Biodiversitas laut juga menyimpan banyak sekali potensi pengembangan bioteknologi yang luput dari perhatian.
Di balik kejernihan airnya dan keindahan terumbu karang yang mempesona, di perairan Oenggae juga tersimpan komunitas mikroorganisme simbion yang berpotensi menjadi game changer dalam dunia bioteknologi.
Makhluk-makhluk mikroskopik yang hidup berdampingan dengan spons laut, karang, dan organisme invertebrata lainnya mampu menghasilkan senyawa bioaktif dengan kemampuan antibakteri, antikanker, hingga antioksidan yang luar biasa.
Dalam penelitian global, bakteri simbion dari spons laut bahkan telah terbukti mampu memproduksi nanopartikel perak dan metabolit sekunder yang efektif melawan bakteri resisten antibiotik—masalah kesehatan dunia yang semakin mendesak.
Sayangnya, potensi besar ini masih tertidur di Oenggae. Hingga kini, sebagian besar masyarakat dan bahkan pemerintah daerah melihat laut hanya sebagai sumber ikan, rumput laut, atau pariwisata.
Padahal, ada kekayaan tak kasat mata yang nilainya bisa jauh melampaui sektor-sektor tersebut.
Kekayaan genetik mikroba laut (marine genetic resources) yang bisa menjadi bahan bakar utama ekonomi berbasis bioteknologi (blue bioeconomy).
Bayangkan bila Kabupaten Rote Ndao tidak hanya dikenal sebagai surga wisata, tetapi juga sebagai pusat riset simbion laut dan bioprospeksi modern.
Kita bisa membangun bank mikroba, pusat kultur simbion laut, hingga laboratorium sederhana untuk karakterisasi metabolitnya.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan komunitas lokal, Oenggae bisa menjadi living laboratory pertama di NTT.
Potensi Simbion Laut Oenggae, Rote Ndao
Perairan Oenggae di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama ini dikenal karena keindahan alamnya: air sebening kristal, hamparan terumbu karang, dan potensi wisata bahari yang menjanjikan.
Namun di balik pesona visual itu, terdapat kekayaan lain yang tidak terlihat oleh mata telanjang: komunitas mikroorganisme simbion yang hidup pada spons laut (Porifera), karang lunak, dan organisme bentik lainnya.
Mikroorganisme ini hidup berdampingan didalam spons dan saling berinteraksi yang disebut simbiosis mutualisme.
Bakteri simbion akan mendapatkan tempat tinggal di dalam spons dan sementara itu spons akan mendapatkan perlindungan dari predator dengan proteksi senyawa biaoktif yang dihasilkan bakteri simbion.
Bakteri simbion juga mampu Bermodalkan adaptasi spons selama jutaan tahun, sangat produktif untuk menghasilkan senyawa bioaktif yang bermanfaat.
Adaptasi spons sangat tergantung pada aktivitas simbiosis kelompok mikroorganisme. Mikroorganisme mencakup bakteri yang menghasilkan beragam senyawa bioaktif.
Senyawa bioaktif digunakan bakteri untuk memproteksi inang (spons) terhadap predator.
Senyawa bioaktif ini memiliki diversitas fungsi sebagai imunosupresif, antivirus, antijamur, antitumor, anti-inflamasi, antiprotozoa dan fungsi lainnya untuk diaplikasikan pada bidang bioteknologi dan medis.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk melihat potensi bakteri simbion adalah kajian beberapa bakteri yang berasosiasi dengan spons stylissa massa, angelas sp dan beberapa spons lain yang terdapat di laut Oenggae Kabupaten Rote Ndao yang dilakukan oleh (Pardosi, 2022, 2024) menghasilkan potensi bakteri simbion yang sangat potensial sebagai antimikroba.
Penelitian ini menjadi tolak ukur kita dalam melihat potensi laut Oenggae tanpa merusak ekosistem dan terumbu karang.
Sayangnya, hingga saat ini, pemanfaatan biodiversitas mikroba laut di kawasan Indonesia Timur masih sangat minim.
Kebijakan ekonomi kelautan nasional cenderung terfokus pada perikanan tangkap, rumput laut, dan pariwisata, padahal nilai ekonomi marine genetic resources bisa jauh melampaui sektor-sektor tersebut.
Studi oleh Leal tahun (2016) menunjukkan bahwa satu strain simbion laut yang menghasilkan senyawa antikanker potensial dapat memiliki nilai pasar hingga jutaan dolar jika berhasil dikembangkan menjadi kandidat farmasi.
Bayangkan jika Oenggae tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai pusat bioprospeksi dan kultur mikroba laut seperti halnya Okinawa di Jepang atau Hawaii di Amerika Serikat.
Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan tiga langkah strategis antara lain:
1. Inventarisasi dan Isolasi Mikrobiota Simbion Laut di Oenggae.
Inventarisasi melalui kolaborasi antara universitas, pemerintah daerah, dan komunitas lokal, perlu dilakukan survei mikrobiologi laut secara sistematis dengan pendekatan kultur konvensional dan metagenomik.
2. Pendirian Bank Kultur dan Laboratorium Karakterisasi Metabolit.
Koleksi mikroba hasil isolasi harus disimpan dalam marine microbial culture repository sebagai aset negara. Karakterisasi awal senyawa bioaktif dapat dilakukan melalui metode GC-MS, LC-MS/MS, dan uji biologis terhadap bakteri patogen.
3. Penguatan Skema Bioekonomi Lokal Berbasis Simbion Laut.
Masyarakat tidak boleh hanya menjadi penonton. Pelatihan teknisi laboratorium pesisir, keterlibatan UMKM dalam produksi downstream, serta insentif investasi bioteknologi akan menjadikan Oenggae sebagai model blue bioeconomy inklusif.
Kita tidak boleh membiarkan kekayaan kimiawi Oenggae tetap tertidur di dasar laut. Di setiap fragmen spons mungkin tersembunyi antibakteri masa depan.
Di setiap mikroba simbion mungkin terdapat solusi bagi kanker atau penyakit infeksi.
Jika kita tidak menelitinya sekarang, bangsa lain akan datang dan mengklaimnya terlebih dahulu. (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Lukas-Pardosi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.