Opini

Opini: Aset Rakyat Masuk Pegadaian, Tanda Dapur Ekonomi Sedang Terbakar Senyap

Kini, Pegadaian menjadi titik pertama saat kebutuhan ekonomi mengetuk pintu secara paksa. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOK PRIBADI
Ricky Ekaputra Foeh.,MM 

Tabungan kecil yang selama ini menjadi penyangga darurat keluarga pekerja kini menghilang lebih cepat dari jadwal gajian. 

Bank daerah mencatat lonjakan penarikan rekening-rekening dengan saldo di bawah Rp500.000.

Pola ekonomi keluarga kelas bawah kini berubah tajam:

> Dulu: Gaji → Konsumsi → Sisakan sedikit → Tabung

Sekarang: Gaji → Bayar cicilan → Cairkan tabungan → Gadai barang → Bertahan hidup

Inilah gejala awal disintegrasi ketahanan ekonomi rumah tangga. Bukan karena mereka tidak bekerja, tetapi karena penghasilan tidak lagi cukup untuk menebus apa yang mereka gadaikan.

Lahirnya Kemiskinan Generasi Baru

Ketika tabungan habis dan barang mulai berpindah tangan, bel berlambatnya intervensi negara seharusnya sudah berbunyi keras. 

Cincin, ponsel, alat kerja, bahkan sepeda motor — yang selama ini menjadi jaring pengaman ekonomi — pelan-pelan berpindah ke etalase Pegadaian

Jika barang tak ditebus, aset itu akan dibeli orang lain, dan rakyat kehilangan kesempatan untuk memulihkan daya ekonominya.

> Kita sedang menuju fase baru: masyarakat bukan lagi hanya miskin uang, tetapi miskin alat untuk bangkit kembali.

Langkah Intervensi: Pemerintah Harus Turun Sebelum Aset Rakyat Hilang Total

Krisis ini tidak bisa dihadapi hanya dengan seminar dan imbauan umum. Diperlukan langkah operasional, langsung menyentuh ruang dapur, bukan sekadar ruang rapat.

1. Bentuk Tim Tanggap Ekonomi Rumah Tangga di Level Kelurahan

Komposisi praktis: Lurah – RT/RW – Pegadaian – Bank Daerah

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved