Opini
Opini: Aset Rakyat Masuk Pegadaian, Tanda Dapur Ekonomi Sedang Terbakar Senyap
Kini, Pegadaian menjadi titik pertama saat kebutuhan ekonomi mengetuk pintu secara paksa.
Tabungan kecil yang selama ini menjadi penyangga darurat keluarga pekerja kini menghilang lebih cepat dari jadwal gajian.
Bank daerah mencatat lonjakan penarikan rekening-rekening dengan saldo di bawah Rp500.000.
Pola ekonomi keluarga kelas bawah kini berubah tajam:
> Dulu: Gaji → Konsumsi → Sisakan sedikit → Tabung
Sekarang: Gaji → Bayar cicilan → Cairkan tabungan → Gadai barang → Bertahan hidup
Inilah gejala awal disintegrasi ketahanan ekonomi rumah tangga. Bukan karena mereka tidak bekerja, tetapi karena penghasilan tidak lagi cukup untuk menebus apa yang mereka gadaikan.
Lahirnya Kemiskinan Generasi Baru
Ketika tabungan habis dan barang mulai berpindah tangan, bel berlambatnya intervensi negara seharusnya sudah berbunyi keras.
Cincin, ponsel, alat kerja, bahkan sepeda motor — yang selama ini menjadi jaring pengaman ekonomi — pelan-pelan berpindah ke etalase Pegadaian.
Jika barang tak ditebus, aset itu akan dibeli orang lain, dan rakyat kehilangan kesempatan untuk memulihkan daya ekonominya.
> Kita sedang menuju fase baru: masyarakat bukan lagi hanya miskin uang, tetapi miskin alat untuk bangkit kembali.
Langkah Intervensi: Pemerintah Harus Turun Sebelum Aset Rakyat Hilang Total
Krisis ini tidak bisa dihadapi hanya dengan seminar dan imbauan umum. Diperlukan langkah operasional, langsung menyentuh ruang dapur, bukan sekadar ruang rapat.
1. Bentuk Tim Tanggap Ekonomi Rumah Tangga di Level Kelurahan
Komposisi praktis: Lurah – RT/RW – Pegadaian – Bank Daerah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.