Opini

Opini: Memadukan Deep Learning dan Deep Teaching

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MN Aba Nuen

Kesadaran ini dapat menumbuhkan motivasi intrinsik murid, dan meregulasi diri terkait budaya belajarnya. 

Murid, pada akhirnya memiliki kemampuan metakognisi, yakni kemampuan mengatur dan mengendalikan proses kognitif untuk merancang strategi, mengawal kemajuan dan menilai capaian belajarnya.

Selanjutnya prinsip bermakna, berkaitan dengan nilai kebermanfaatan pengetahuan yang dipelajari murid, dan kemampuan menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata. 

Kemudian prinsip menggembirakan, merujuk pada pengkondisian iklim belajar positif yang menantang, menyenangkan, apresiatif, dengan porsi keterlibatan murid yang besar.

Partisipasi aktif murid dalam pembelajaran, dapat tergambar dalam tiga variable yakni adanya ruang untuk mengekspresikan pemikiran (voice), kebebasan menentukan pilihan dalam belajar (choice), dan tumbuhnya rasa memiliki proses pembelajaran (ownership). 

Ini adalah manisfestasi dari kepemimpinan murid dalam pembelajaran (student agency). 

Salah satu ciri pembelajaran yang berpusat pada murid, adalah mengakomodir kepemimpinan murid dalam prosesnya.

Pendekatan deep learning yang dilaksanakan dengan prinsip berkesadaran, bermakna dan menggembirakan, diharapkan akan memberikan pengalaman belajar murid dalam tiga tingkatan siklus. 

Ketiga siklus tersebut yaitu memahami, mengaplikasikan dan merefleksikan pengetahuan yang telah dipelajari. Inilah lapisan ketiga dari kerangka kerja deep learning.

Pada lapisan keempat, Fullan, Quinn dan McEachen menyertakan empat elemen kerangka kerja untuk mendukung penerapan pendekatan deep learning. 

Empat elemen tersebut meliputi praktik pedagogis (pedagogical practices), kemitraan pembelajaran (learning partnerships), lingkungan pembelajaran (learning aenvironments) dan pemanfaatan digital (leveraging digital).

Praktik pedagogis berkaitan dengan pilihan strategi mengajar guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Kemitraan pembelajaran mencakup relasi guru, murid, orang tua dan komunitas yang relevan untuk menumbuhkan kolaborasi. 

Lingkungan pembelajaran mengakomodir eksplorasi ruang fisik, virtual dan budaya belajar murid.

Pemanfaatan digital, relevan dengan eksplorasi fungsionalitas teknologi dalam pembelajaran, untuk memberikan pengalaman belajar bermakna bagi murid.

Halaman
123

Berita Terkini