Community-Based Tourism (CBT) menawarkan pendekatan yang lebih adil karena menempatkan masyarakat bukan hanya sebagai penerima dampak, melainkan aktor utama dalam mengelola aktivitas wisata.
Berbagai praktik internasional menunjukkan, CBT tidak hanya membagi keuntungan secara merata, tetapi juga memperkuat kesadaran komunitas untuk menjaga lingkungan, karena keberlanjutan destinasi sangat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat lokal.
Implementasi CBT di Pulau Padar bisa dimulai dari pembentukan koperasi Merah Putih yang bergerak di dalam pariwisata.
Koperasinya ini akan mengatur seluruh aktivitas kepariwisataan berbasis komunitas, mulai dari akomodasi hingga paket tur konservasi.
Homestay dapat dikembangkan sesuai standar internasional tanpa meninggalkan ciri arsitektural dan nilai lokal.
Untuk itu, Kementerian Pariwisata, pemerintah daerah, bersama dengan Perusahaan perlu menginisiasi program seperti pelatihan bahasa, manajemen usaha, dan keterampilan konservasi, agar masyarakat mampu menghadirkan layanan wisata berkualitas sesuai dengan konsep “special
interest tourism” yang melekat pada kawasan Pulau Padar.
Keunggulan pendekatan berbasis komunitas ini terletak pada sinerginya. Ketika masyarakat memperoleh manfaat ekonomi, insentif untuk melestarikan lingkungan semakin kuat.
Hal tersebut telah terbukti di berbagai destinasi ekowisata di berbagai belahan dunia, di mana komunitas lokal menjadi garda depan perlindungan ekosistem.
Dalam konteks Pulau Padar, masyarakat lokal bahkan bisa dilatih sebagai “ranger” komunitas.
Tugasnya selain menjaga habitat Komodo dan Pulau Padar sebagai special interest tourism, juga memberi edukasi konservasi kepada wisatawan.
Secara teknis, program ini dapat diintegrasikan dengan skema Payment for Ecosystem Services, di mana masyarakat memperoleh kompensasi atas jasa konservasi.
Skema teknis ini akan menjadi insentif tersendiri bagi masyarakat lokal untuk semakin berkomitmen melestarikan lingkungan di kawasan.
Teknologi modern seperti drone monitoring, aplikasi wildlife tracking, dan sistem informasi geografis bisa dimanfaatkan untuk memperkuat efektivitas konservasi sekaligus membuka lapangan kerja bagi generasi muda.
Dalam hemat saya, jika Perusahaan dan pemerintah menerapkan pendekatan CBT pada masyarakat lokal di Pulau Padar, pulau ini akan berpeluang menjadi destinasi wisata edukasi kelas dunia ke depannya.
Konsep seperti Komodo Conservation Experience, Traditional Fishing with Local Fishermen, hingga Sustainable Island Living dapat menjadi daya tarik unggulan yang ditawarkan kepada wisatawan premium yang bersedia membayar lebih untuk pengalaman autentik.