NTT Terkini 

Inovasi Pakan Sapi Politani Negeri Kupang Gemukkan Sapi dalam Tiga Bulan

Penulis: Michaella Uzurasi
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PODCAST POLITANI - Ketua Umum PEPPSI, Meidelzed Amtiran, Ketua Peneliti, Cardial L.O. Leo Penu, bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Podcast Pos Kupang, Senin (18/8/2025).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Politeknik Pertanian (Politani) Negeri Kupang kembali menghadirkan inovasi baru dalam dunia peternakan dengan menghasilkan pakan yang mampu menggemukkan sapi dalam waktu dua hingga tiga bulan. 

Hal ini diungkapkan Ketua Peneliti, Cardial L.O. Leo Penu, S. PT., M. Sc., Ph.D., dalam Podcast Pos Kupang bertema "Implementasi Konsentrat Sapi Kaya Pati Berbasis Putak di NTT" bersama Ketua Umum Persatuan Pengusaha dan Peternak Sapi (PEPPSI), Meidelzed Amtiran, Senin (18/8/2025). 

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan terhadap 12 ekor sapi dari kelompok mitra yang dibina oleh PEPPSI. 

Cardial menjelaskan, pihaknya melakukan penelitian ini karena latar belakang Merbaun sebagai pusat penggemukan sapi di NTT. 

Baca juga: Tim Monitoring Kemendiktisaintek Kunjungi Politani, Cek Uji Kompetensi Mahasiswa

"Mereka ini secara turun temurun orang-orang yang luar biasa yang sudah sangat bagus di penggemukan. Tapi sebagus-bagusnya apa yang mereka lakukan di Amarasi, kami mendapati bahwa rata-rata pertambahan berat itu paling tinggi ada di angka 0.4 kilogram per hari dan memang ternak kontrol kami menunjukkan itu.
Kami berinisiasi kebetulan kami punya pengalaman sedikit di pakan, berbekal dari pengalaman penelitian sebelum, kami yakin bahwa ini bisa kita tingkatkan dengan suplementasi pakan kaya pati. 
Lamtoro yang dikasih oleh peternak Merbaun itu adalah pakan yang bagi kami sudah sangat bagus karena kaya protein. Ada juga energinya tapi secara teori, untuk memanfaatkan tingginya protein dalam pakan ini ternak membutuhkan energi yang cukup sehingga optimal. Kalau tidak yang dimakan ini akan terbuang. Nah atas dasar itu kita intervensi dengan pakan sumber energi kaya pati yang kita ambil sebagian besar dari bahan lokal," kata Cardial.  

"Opsinya sebenarnya banyak. Ada porang, ada sorgum, ada jagung, ada putak. Memang putak kebetulan kami sudah menelitinya sejak saya masih S1 dan beberapa teman di kampus juga sementara melakukan penelitian tentang ini, kalau dibandingkan dengan yang lain, ini harga yang masih paling rendah di pasaran," tambahnya. 

Putak sendiri, kata dia, diambil dari pohon gewang atau yang dikenal dengan nama Corypha gebanga. Di beberapa tempat di NTT putak adalah tanaman yang sangat luar biasa manfaatnya tapi di beberapa tempat justru menjadi tanaman pengganggu. 

"Dalam penelitian kami selama tiga bulan, penambahan ini bisa melipatgandakan kenaikan berat dari 0.4 sampai 0.6 sampai 2 kilogram. Itu di luar dari dugaan kita. Bersyukurnya penelitian ini dilakukan di tempat peternak. Bahkan dengan kenaikan 0.4 kilogram peternak butuh 6 sampai 12 bulan baru ternaknya dijual. Tapi dengan kenaikan ini peluang untuk mempersingkat periode penggemukan ini terbuka karena dengan 2 sampai 3 bilan itu sudah bisa mencapai berat yang mereka lakukan selama ini 6 sampai 12 bulan," jelasnya. 

Skema penelitian yang didapatkan oleh Tim peneliti, kata Cardial, adalah skema penelitian dari Kemendiktisaintek lewat Direktorat Minat Saintek dan dibiayai oleh LPDP. 

"Di NTT ini kebetulan hanya empat yang dibiayai LPDP dan hanya dua di Politani, kami salah satu yang dibiayai. 
Sebenarnya awal penelitian ini diinisiasi dan mendapatkan kepercayaan untuk dibiayai kami diawalnya," jelasnya. 

Baca juga: Gelar PKKMB, Direktur Politani Kupang Ingatkan 740 Maba Jangan Jadi Mahasiswa Abadi

Menurut Cardial, hasil penelitian sebagus apapun yang didapatkan di kampus atau research station jika tidak diadopsi oleh peternak dan pengusaha maka akan mubazir.

Sementara Meidelzed mengungkapkan, inovasi yang dihasilkan oleh tim peneliti dari Politani Negeri Kupang menjadi angin segar tersendiri bagi kalangan pengusaha dan peternak karena sangat membantu.  
Peppsi sendiri berdiri pada November 2024 lalu. 
 
"Latar belakang berdirinya Peppsi adalah panggilan dari pelaku usaha khususnya di dunia peternakan sapi, pelaku usahanya ada peternak, pengusaha, pemerhati, akademisi yang peduli dengan dunia peternakan khususnya sapi, itu kita melakukan beberapa kali diskusi dan kita sepakati untuk membuat satu wadah untuk menyalurkan dan membangun komitmen bersama untuk memajukan dunia peternakan khususnya peternakan sapi di NTT," jelas Meidelzed. 

"Misi besar kita di Peppsi itu memang memajukan dunia peternakan sapi khususnya di NTT, kita mengawali dari sini. Memang secara struktur Peppsi yang terbentuk ini Dewan Pimpinan Pusat. Jadi kita memang skala nasional dan kedepan kita akan membentuk DPD di tingkat provinsi dan DPC di tingkat kabupaten. 
Untuk saat ini DPD NTT sudah ada DPC di beberapa tempat sudah, kita rencana akhir tahun ini untuk DPD kita akan buka di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Itu kebetulan mitra dari anggota-anggota Peppsi dalam hal tata niaga pengiriman sapi," ujarnya. 

Kolaborasi PEPPSI dan Politani Negeri Kupang, kata Meidelzed, berawal dari tanggal 8 April lalu Peppsi melakukan audiensi dengan Gubernur NTT, Melki Laka Lena di kantor Gubernur. 

Halaman
12

Berita Terkini