Laporan Reporter PO-SKUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. WZ Johannes Kupang berhasil melakukan pembedahan pasien bayi kembar siam jenis parasitic twins pada Jumat (15/8). Kasus ini berbeda dengan kembar siam pada umumnya.
Direktur Utama RSUD Prof. Dr. WZ Johannes, dr. Stefanus Dhe Soka, Sp.B., menjelaskan, parasitic twins adalah kondisi di mana salah satu janin tidak berkembang sempurna.
“Pada kasus ini, bayi disertai dengan bagian organ janin kembaran lain berupa kaki dan bagian bokong yang melekat di dada dan perut,” ujar Stefanus Dhe Soka usai operasi.
Stefanus Dhe Soka menyebut, di NTT ini merupakan operasi kembar siam parasitic kedua. Yang pertama dilakukan dua tahun lalu di Flores Timur oleh tim kembar siam Rumah Sakit Dr. Sutomo.
Kini di Rumah Sakit Johannes mencoba melakukan sendiri oleh tim bedah Rumah Sakit Johannes, didampingi Perhimpunan Bedah Anak dan Perhimpunan Anestesi.
Menurut Stefanus Dhe Soka, keberhasilan operasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi RSUD WZ Johannes karena mampu menangani kasus langka tersebut secara mandiri, meski tetap mendapat pendampingan dari organisasi profesi terkait.
Baca juga: LIPSUS: Kucurkan Rp 1,6 Triliun, Rote Ndao Jadi Sentra Produksi Garam Nasional
“Ini pencapaian penting. Kami memberikan apresiasi dan tepuk tangan untuk tim bedah,” tambah Stefanus Dhe Soka.
Sementara harapan dan doa terus dipanjatkan keluarga pasangan Angela M. Kaunan dan Alfridus Metan, warga Desa Sono, RT 002/RW 001, Kecamatan Bikomi Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), saat buah hati mereka menjalani operasi pemisahan kembar siam di RSUD W.Z. Johannes Kupang.
Bayi kembar siam berusia 11 hari itu lahir pada Minggu (3/8/2025) di rumah, dengan bantuan kader dan bidan desa. Menurut Angela, ia tidak mengetahui bahwa bayi yang dikandungnya merupakan kembar siam.
“Dokter hanya bilang ada lilitan saja, tidak pernah kasih tahu akan kembar atau bagaimana. Baru setelah melahirkan, saya lihat ada kelainan di bagian dada,” ujar Angela saat ditemui di RSUD WZ Johannes.
Usai kelahiran, bayi langsung dirujuk dari Puskesmas ke RSUD Kefamenanu, dan kemudian dibawa ke RSUD WZ Johannes Kupang pada 4 Agustus 2025 untuk penanganan lebih lanjut. Ini adalah kasus kembar siam pertama dalam keluarga besar mereka.
Operasi pemisahan dipimpin oleh tim dokter RSUD W.Z. Johannes bersama tenaga medis dari Surabaya.
Baca juga: LIPSUS: Ibunda Prada Lucky Namo, Saya Hanya Ingin Keadilan
Tim inti terdiri dari dr. Robertus Arian Datusanantyo, M.P.H., M.Ked.Klin., Sp.B.P.R.E., F. Cleft (Spesialis Bedah Plastik dan Rekonstruksi), dr. Irene Lokananta, SpBA (Spesialis Bedah Anak), dan dr. Kohar Hari Santoso, SpAn., KAP., KIC.
Keluarga yang berada di kampung halaman menyaksikan jalannya operasi melalui aplikasi zoom. Laurensius Metan, ayah dari Alfridus Metan, berharap operasi dapat berjalan dengan baik.
“Kami serahkan semua kepada tim dokter dan Tuhan. Kami hanya bisa berdoa dari sini, semoga cucu kami bisa dipisahkan dengan selamat dan tumbuh sehat,” ungkap Laurensius. (uan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS