Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Minggu Pekan Biasa XX
Minggu, 17 Agustus 2025
Hari Raya Kemerdekaan RI
Bacaan I: Sir. 10: 1-8
Bacaan II: 1Ptr. 2: 13-17
Injil: Mat. 22:15-21
“Kaisar VS Allah”
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Salam sejahtera untuk kita semua. Pada Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia ini, kita merenungkan tentang bagaimana kita menghidupi iman kita dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tema "Kaisar vs Allah" mengajak kita untuk menyeimbangkan ketaatan kita kepada pemerintah dan kesetiaan kita kepada Allah, serta bagaimana kita dapat menggunakan kemerdekaan kita untuk mewujudkan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Permenungan kita dari bacaan pertama kitab Sirakh 10:1-8, kita diingatkan bahwa para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya.
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dan kesejahteraan masyarakat. Kitab ini juga mengingatkan bahwa kekuasaan berasal dari Tuhan dan dapat beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan ketidakadilan.
Ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana para pemimpin kita menjalankan tugas mereka dan bagaimana kita dapat berkontribusi dalam menciptakan pemerintahan yang baik.
Dalam bacaan kedua dari 1 Petrus 2:13-17, Rasul Petrus menasihati umat Kristen untuk tunduk kepada semua lembaga manusia demi Allah, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya.
Namun, ia juga mengingatkan mereka untuk hidup sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! Ini menunjukkan bahwa sebagai warga negara yang merdeka, kita memiliki tanggung jawab untuk menggunakan kebebasan kita dengan bijaksana dan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Injil.
Dan daalam Injil Matius 22:15-21, orang-orang Farisi mencoba menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang membayar pajak kepada Kaisar. Yesus, dengan kebijaksanaan-Nya, menjawab, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Yesus mengajarkan bahwa kita memiliki kewajiban baik kepada pemerintah maupun kepada Allah, dan kita harus menyeimbangkan kedua kewajiban ini dengan bijaksana.
Refleksi atas permenungan kita adalah tentang Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab: Bagaimana kita menghidupi kewarganegaraan kita dengan bertanggung jawab?
Apakah kita membayar pajak, mengikuti hukum, dan berpartisipasi dalam proses demokrasi? Kemerdekaan yang Sejati: Apakah kita menggunakan kemerdekaan kita untuk melakukan kebaikan dan melayani sesama, ataukah kita menyalahgunakannya untuk kepentingan diri sendiri?
Prioritas: Dalam situasi di mana ada konflik antara tuntutan pemerintah dan tuntutan iman kita, bagaimana kita menentukan prioritas kita? Apakah kita selalu mengutamakan Allah di atas segala sesuatu?