Kendati demikian, keberadaan dua alat ini tidak berjalan maksimal untuk mendorong mencapai target. Hal itu karena, selain jumlah terbatas, peralatan tersebut juga sering mengalami kerusakan sehingga target CTM pada pasien mengalami hambatan.
Ia menyebut, keberadaan CTM ini merupakan proses yang sangat penting untuk mengetahui secara pasti diagnosa terhadap pasien yang sudah terdeteksi.
Ia berharap pengadaan alat ini akan segera terpenuhi melalui pengajuan yang diusulkan lewat Anggaran perubahan.
Ia juga menyampaikan komitmen untuk terus melakukan edukasi, dengan di tengah fenomena mencap TBC itu dengan stigma negatif. Hal itu akan terus diberikan Edukasi oleh Dinas agar mata rantai penyebaran putus.
“Pihak dinas melalui puskesmas selalu menyediakan obat, masyarakat hanya perlu taat saja, seperti apa batuknya ketika ada yang positif melakukan pembatasan sampai pengobatan selesai hingga sembuh,” tutupnya. (cha)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS