Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menunjukkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia. Manfaat tersebut dirasakan langsung oleh Andi Samsinar K.R. Caya (46), peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau yang dikenal dengan peserta mandiri.
Ia tengah menjalani perawatan rawat inap selama tiga hari di Rumah Sakit Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua.
Pengalaman tersebut memberikan kesan mendalam tentang pentingnya keberadaan program JKN bagi masyarakat.
Melalui akses layanan kesehatan yang lebih mudah dan terjangkau, program ini telah membantu berbagai lapisan masyarakat mendapatkan perawatan medis sesuai kebutuhan. Tidak hanya meringankan beban biaya, Program JKN juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup peserta dengan menjamin ketersediaan layanan kesehatan yang merata di seluruh penjuru negeri.
Baca juga: Terlindungi Sejak Lahir, Inovasi JKN Ubah Masa Depan Anak Ende
“Saya sudah tiga hari dirawat inap di Rumah Sakit Mgr. Gabriel Manek, SVD Atambua. Namanya sakit, tidak ada yang tahu. Padahal pagi harinya saya masih beraktivitas seperti biasa, makan teratur, dan tidak ada keluhan apa pun,” ungkap Caya (31/7/2025).
Ia menjelaskan selama menjalani perawatan, pelayanan yang diterima sangat memuaskan. Mulai dari penanganan di IGD yang cepat, sikap tenaga medis yang profesional dan pelayanan yang ramah, ketersediaan obat-obatan yang lengkap, hingga kamar rawat inap yang nyaman dan terjaga kebersihannya, petugas membersihkan rutin pada pagi dan sore hari.
“Awal masuk rumah sakit, suami saya panik sehingga tidak sempat memeriksa status kepesertaan kami. Setelah dicek, ternyata kepesertaan JKN kami dalam kondisi nonaktif karena ada tunggakan iuran yang belum dibayarkan,” jelasnya.
Caya menceritakan bahwa dirinya mulai merasakan mual dan nyeri dada hebat sekitar pukul 00.30 dini hari. Melihat kondisinya yang mengkhawatirkan, sang suami segera membawanya ke IGD rumah sakit.
Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa ia mengalami penyakit asam lambung atau GERD. Meskipun tidak mematikan, kondisi tersebut tetap perlu penanganan medis yang tepat agar tidak berakibat fatal.
“Walaupun saya peserta JKN, pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Dokter rutin melakukan kunjungan ke kamar setiap hari, kondisi saya selalu dipantau,” ujarnya.
Caya mengaku semakin sadar akan pentingnya membayar iuran JKN secara rutin. Apalagi ia memiliki seorang putri yang sedang menempuh pendidikan di luar kota. Kekhawatiran akan kondisi kesehatan anaknya menjadi motivasi utama untuk memastikan iuran JKN tidak pernah tertunggak.
“Masih banyak orang di sekitar saya belum memahami pentingnya Program JKN. Padahal, program ini sangat membantu sekali bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki perlindungan jaminan kesehatan. Biaya perawatan di rumah sakit bisa sangat mahal, apalagi kalau kondisi keuangan sedang tidak stabil seperti sekarang,” tambahnya.
Caya juga menegaskan bahwa dengan menjadi peserta JKN, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap biaya pengobatan yang bisa menjadi hambatan untuk memperoleh layanan kesehatan yang layak.
Baca juga: Program JKN, Upaya Negara Melindungi Ibu dan Bayi dari Ancaman Tradisi Nu di Perbatasan RI-RDTL
Ia mengajak seluruh masyarakat yang belum memiliki JKN untuk segera mendaftarkan diri sebagai peserta JKN agar kesehatan menjadi hak yang dapat dinikmati, bukan beban yang menakutkan.