Opini

Opini: Antara Ngopi dan Hipertensi, Gaya Hidup yang Menyesatkan Generasi Muda

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prima Trisna Aji

Kisah Aldi bukan satu-satunya. Ia adalah potret dari ribuan generasi muda Indonesia yang tanpa sadar menggantungkan stamina dan semangatnya pada kafein, sambal melupakan pentingnya pola hidup seimbang. 

Konsumsi kopi dalam jumlah wajar sebenarnya tidak membahayakan. Bahkan berbagai studi internasional menunjukkan bahwa kafein dalam dosis moderat dapat memberi efek positif terhadap kewaspadaan dan performa kognitif.

Namun ketika kopi dikonsumsi berlebihan lebih dari tiga cangkir per hari, ditambah dengan gula, krimer, bahkan topping tinggi kalori yang terjadi adalah pembebanan sistem metabolik tubuh secara terus-menerus.

Lebih dari itu, kebiasaan ngopi kerap dibarengi dengan begadang, rokok, fast food, minim aktivitas fisik, dan stres berkepanjangan. 

Kombinasi semacam inilah yang mempercepat terjadinya hipertensi pada usia muda. 

Masalahnya, banyak dari anak muda yang merasa tubuhnya masih kuat sehat, padahal tekanan darah mereka perlahan mulai naik.

Ketidaktahuan ini yang justru memperbesar risiko hipertensi yang tidak terdiagnosis.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan gaya hidup anak muda turut dipengaruhi oleh paparan media sosial dan budaya instan. Semua serba cepat, praktis, dan penuh tekanan. 

Kopi pun menjadi pelarian yang paling mudah dijangkau. Padahal jika terus dibiarkan tanpa edukasi, kita hanya sedang membiarkan generasi produktif kehilangan masa depannya karena penyakit kronis yang seharusnya bisa dicegah sejak dini.

Menghadapi kenyataan ini, penting bagi semua pihak baik institusi pendidikan, penyedia layanan kesehatan, hingga komunitas anak muda untuk mengambil peran aktif dalam mendorong budaya hidup sehat. 

Edukasi mengenai batas konsumsi kafein yang aman, pentingnya pola tidur yang teratur, dan kebiasaan melakukan pemeriksaan tekanan darah sejak usia muda harus menjadi gerakan kolektif. 

Perlu digalakkan program deteksi dini hipertensi di kampus dan komunitas pemuda, serta promosi gaya hidup seimbang: produktif, aktif secara fisik, cukup istirahat, dan sadar kesehatan.

Solusinya bukan melarang minum kopi, tetapi mengembalikan fungsi kopi pada porsi yang tepat. 

Kopi bisa tetap dinikmati, asal tidak dijadikan pelarian dari stres atau simbol gaya hidup semu. 

Generasi muda harus mulai melihat bahwa gaya hidup sehat adalah investasi masa depan. 

Halaman
123

Berita Terkini