Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyebut manuver politik Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhamad Romahurmuziy seakan menjual PPP.
Langkah Romahurmuziy alias Romy memicu ketegangan internal PPP. Selain mengajukan nama dari luar PPP untuk bertarung di Muktamar PPP tahun 2025, Romy juga menyebut pimpinan cabang minim pemahaman politik.
Beragama reaksi muncul. Salah satunya demontrasi dari Ketua DPC PPP di NTT ke kantor DPW PPP NTT, Senin (9/6/2025) pagi. Aksi masa itu diterima Ketua DPW PPP NTT NTT, Djainudin Lonek.
Usai mendengar aspirasi, Djainudin Lonek menyampaikan hasil pertemuan berdasarkan masukkan seluruh Dewan Pimpinan Cabang atau DPC PPP di NTT.
"Mereka meminta untuk DPP harus melakukan pemecatan terhadap bapak Romahurmuziy. Dinamika di tubuh PPP begitu kencang. Dalam perjalanannya Pak Romy berjalan satu tokoh ke tokoh lainnya. Seakan-akan 'menjual' partai ini. Padahal kami partai kader," ujar Djainudin.
Menurut dia, tidak serta merta seorang menjadi Ketua Umum. Sebab, ada mekanisme yang perlu dilalui sebagaimana dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PPP.
Selain itu, pernyataan Romy yang membatasi keikutsertaan Ketua Umum PPP saat ini, Muhamad Mardiono berkontestasi di Muktamar tahun 2025 merupakan pemikiran sempit.
"Siapapun kader partai yang sudah melalui ketentuan AD/ART maka wajib hukumnya diakomodir. Tidak hanya bapak Mardiono, termasuk saya. Saya ini seniornya Romy, saya mau maju Ketua Umum PPP, it's ok. Kita harus taat asas," katanya.
Djainudin mengamini ada kemerosotan perolehan hasil Pemilu. Rangkaian kegagalan yang dilalui, menurut dia, tidak boleh disamaratakan dengan setiap kepemimpinan.
Ia berujar, kepemimpinan Romy kala itu di PPP juga mengalami kegagalan setelah muncul persoalan yang menimpa Romy. Perolehan suara PPP anjlok saat itu. Dia menegaskan, tidak boleh membandingkan setiap kepemimpinan.
Baca juga: DPC PPP di NTT Sebut Romahurmuziy Ganggu Soliditas dan Rendahkan DPC PPP
"Memang beberapa dekade suaranya terus merosot. Realitas politik seperti ini. Zaman Pak Romy, PPP berada di Senayan berjumlah 39 orang. Kemudian karena kecelakaan politik, ada persoalan hukum yang dialami Pak Romy sehingga anjlok 20, lebih dari setengah," ujarnya.
Siapapun yang akan terpilih menjadi Ketua Umum, kata dia, DPW PPP NTT siap patuh. Namun, segala mekanisme menuju ke pemilihan Ketua Umum harus berdasarkan aturan PPP.
Djainudin berkata, aksi demo dari pengurus DPC PPP NTT ini sebagai bentuk protes dan mendesak pengurus pusat untuk memecat Muhammad Romahurmuziy dari pantai.
"Demo dari pengurus Dewan Pimpinan Cabang, untuk menyampaikan kepada Dewan Pimpinan Wilayah yang menuntut untuk disampaikan kepada pimpinan pusat pecat Bapak Muhammad Romahurmuziy dari partai," katanya.