Kesempatan yang sama, Bektiwacono, selaku Vice President of Offshore Funding and Grant PT PLN (Persero), mengatakan, kehadiran mereka ditengah masyarakat untuk mendengar semua suara-suara dari masyarakat setempat termasuk gereja.
Hal itu, tentu saja, kata Dia, guna menggali informasi lebih dalam segala bentuk perbedaan pendapat yang terjadi ditengah masyarakat.
“Terkait dengan perbedaan pendapat dengan pihak gereja juga dengan masyarakat, kami hadir disini untuk lebih mendengar, untuk lebih menggali informasi lebih dalam jadi kami hadir disini tidak untuk memaksa kehendak kami,” ungkapnya.
Ia juga mengakui, sangat menghormati sikap gereja dan tidak memberikan argumen-argumen yang divensif, tetapi melihat persoalan dengan perdebatan yang tulus demi keberlangsungan lingkungan hidup.
“Tidak untuk memberikan argumen, argumen yang terlihat divensif, tetapi adalah argumen-argumen yang memang itu sudah menjadi argumen-argumen yang terkait dengan kebaikan lingkungan. Kami sangat menghormati perbedaan terutama dengan pihak Gereja bahkan dokumen Laudatosi dari Bapak Fransiskus juga memberikan satu ruang untuk perbedaan pendapat perdebatan yang tulus, sangat terbuka,” pungkasnya.
Kegiatan ini merupakan agenda awal dalam kunjungan Satgas penyelesaian konflik Geotermal di Flores. Dalam agenda di Kabupaten Ngada, Satgas akan meninjau langsung Welpred, Lowdown, Akses Road dan Sungai Tiwubala.
Selain itu, agenda lain juga akan bertemu dengan Bupati dan Forkompimda Ngada dan masyarakat berdampak juga Gereja.(Cha)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS