Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - BPJS Kesehatan Cabang Atambua bersama mitra Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melaksanakan utilization review (UR) pelayanan primer, yang berlangsung di Aula Hotel Nusantara I Atambua, Jumat (16/05) lalu.
Kegiatan ini dalam rangka memastikan pelayanan medis yang diberikan sesuai kebutuhan dan standar kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pertemuan ini dihadiri oleh Puskesmas, Klinik Pratama, Dokter Praktik Perorangan (DPP), dokter gigi perorangan wilayah Kabupaten Belu serta Dinas Kesehatan Kabupaten Belu.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Atambua, Sarwika Meuseke dalam keterangan Persnya, menyampaikan kegiatan ini rutin dilakukan agar pemberian layanan kesehatan primer kepada peserta JKN sesuai dengan standar.
Selain itu, untuk menyatukan persepsi antara BPJS Kesehatan dengan FKTP mitra dalam hal memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN.
“FKTP berperan sebagai "gatekeeper" atau penjaga gerbang dalam Program JKN agar fungsi FKTP dapat berjalan optimal sebagaimana mestinya dan sistem rujukan peserta JKN dari FKTP ke rumah sakit lebih efektif dan efisien. Jika dilihat dari rasio rujukan, ada FKTP yang rasio rujukannya tinggi sekali. Hal itu bisa terjadi karena tidak rutin menginput di Aplikasi P-Care sehingga seakan-akan rujukannya tinggi,” kata Sarwika.
Sarwika menuturkan peran FKTP sebagai gatekeeper dapat mengetahui potensi penyakit peserta JKN melalui skrining riwayat kesehatan.
Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini penyakit-penyakit tertentu dan mencegah komplikasi di masa depan.
Skrining riwayat kesehatan dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta melalui Aplikasi Mobile JKN, Website Skrining BPJS Kesehatan, atau di FKTP terdaftar.
“Skirining kesehatan ini merupakan mandatori dari Kementerian Kesehatan. Wajib dilakukan setahun sekali. Setiap peserta JKN yang melakukan kontak ke FKTP baik itu kunjungan sehat dan kunjungan sakit, silahkan Bapak/Ibu edukasi peserta untuk melakukan skrining kesehatan. Karena dari skrining tersebut, peserta dan petugas FKTP mengetahui tindak lanjut kesehatan dari peserta,” ujarnya.
Ia mengatakan dukungan untuk program promotif preventif dan program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) juga harus diutamakan.
Sarwika mengapresiasi FKTP yang telah rutin melaksanakan kegiatan prolanis dan mengajukan klaim untuk aktivitas-aktivitas klub prolanis.
“Saya berterima kasih kepada FKTP-FKTP yang telah mengoptimalkan kegiatan prolanis. Tahun ini mari kita bersama-sama meningkatkan klub-klub prolanis baik itu FKTP pemerintah maupun swasta. Tidak ada satu pun FKTP yang tidak ada peserta dengan hipertensi atau diabetes mellitus, pasti ada. Minimal ada satu klub prolanis di satu FKTP. Itulah fungsi promotif preventif di FKTP. Jika ada kendala di lapangan, kita akan diskusi hari ini untuk pendalaman terkait dukungan promotif preventif ini,” ungkap Sarwika.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bagian Penjaminan Manfaat dan Utilisasi BPJS Kesehatan Cabang Atambua, Andi Rittar Siagian menyampaikan sosialisasi terkait upaya peningkatan pelayanan peserta JKN seperti skrining riwayat kesehatan, pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan Program Rujuk Balik (PRB), optimalisasi rujukan horizontal serta pengendalian rasio rujukan.
Hingga saat ini, dari total 29 FKTP kerjasama (non dokter gigi) di Kabupaten Belu, terdapat 14 FKTP yang rutin melaksanakan kegiatan prolanis sejak Januari 2025.
Baca juga: Gencarkan JKN, BPJS Kesehatan Atambua Edukasi Perangkat Desa Manumutin
Sedangkan terdapat 4 FKTP yang memiliki klub prolanis namun belum menjalankan kegiatan prolanis sejak bulan Januari 2025 serta 11 FKTP lainnya tidak memiliki peserta prolanis dan klub prolanis aktif.
“BPJS Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri, untuk itu kami butuh kolaborasi dengan FKTP yang secara langsung melayani peserta JKN. FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dapat mengaktifkan kembali klub prolanis yang pasif. Kemudian, dapat mendaftarkan peserta terdaftar FKTP yang terdiagnosa hipertensi dan diabetes mellitus dengan kondisi stabil yang masuk data potensi prolanis menjadi peserta prolanis. FKTP juga agar rutin menjalankan kegiatan prolanis seperti senam, edukasi peserta, dan pemeriksaan penunjang prolanis,” tegas Andi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Marianus F. Mite turut mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini, dimana maksud dan tujuan dari kegiatan ini untuk memastikan FKTP mitra dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi peserta JKN.
“Minggu lalu Gubernur NTT bersama dengan BPJS Kesehatan Pusat telah membuka kegiatan besar untuk uji coba telemedisin di provinsi NTT. Artinya, secara provinsi kita di Belu ini bisa. Kita harus mengoptimalisasi cara dan daya yang ada. Ini kesempatan bagaimana kita memberi pelayanan dengan kondisi terbatas namun hasil maksimal. Kita semua berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien. Jika ada hal-hal lainnya akan kita bahas di sesi diskusi hari ini agar tidak ada kesalahpahaman antara pasie, FKTP maupun BPJS Kesehatan,” tuturnya. (gus)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS