Menurutnya, kolaborasi antara masyarakat sipil dengan pemerintah adalah kunci keberlanjutan aksi iklim. Harapannya, dialog ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah untuk memberikan rekognisi dan mendukung aksi-aksi iklim lokal yang telah diinisiasi oleh
komunitas.
“Pembangunan yang tangguh terhadap perubahan iklim harus berpusat pada kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, selaras dengan potensi lokal yang dimiliki. Dialog hari ini kami yakini akan mendorong percepatan dan keberlanjutan aksi iklim yang selama ini telah kami lakukan,” pungkasnya.
Sejak 2021, VCA Indonesia yang di dalamnya ada Koalisi Adaptasi, Koalisi KOPI, Koalisi Pangan Baik, dan Koalisi Sipil, telah menjalankan banyak program di NTT untuk merespons perubahan iklim.
Dalam catatan data VCA Indonesia, beberapa dampak dari program VCA Indonesia di antaranya adalah memperkuat kapasitas lebih dari 2500 orang pembawa perubahan (change makers dan local champion), berhasil mendorong sekurangnya 20 kebijakan tingkat
lokal yang melibatkan masyarakat, 44 produk pengetahuan terkait berbagai bentuk solusi iklim, hingga berhasil mendorong terbentuknya 19 forum dialog multipihak di NTT untuk mendorong aksi dan solusi iklim yang berkeadilan. (*/ian)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS