NTT Terkini

Mendiktisaintek Prof. Brian Yuliarto Dialog Aspirasi dan Tanam Pohon di Universitas Nusa Cendana

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kegiatan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., melakukan kunjungan kerja ke Universitas Nusa Cendana (Undana)

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan

POS-KUPANG.COM, KUPANG  – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., melakukan kunjungan kerja ke Universitas Nusa Cendana (Undana) untuk menggelar dialog bersama civitas akademika dalam rangka menjaring aspirasi guna memajukan pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerja Menteri di NTT pada 16-17 April 2025, setelah sebelumnya meninjau lokasi pembangunan SMA Garuda di Kabupaten TTS.

Dialog yang digelar di aula utama Undana ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Rektor Undana Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc., anggota Komisi X DPR RI Anita Jacoba Gah, Direktur Politeknik Negeri Kupang, Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang, serta para rektor dan ketua perguruan tinggi swasta di Kupang. 

Diantaranya Rektor Universitas Kristen Artha Wacana, Rektor Universitas Citra Bangsa, Rektor Universitas Muhammadiyah, dan Ketua STIKOM Uyelindo Kupang. Kehadiran para pemimpin perguruan tinggi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung pengembangan ekosistem pendidikan tinggi di wilayah NTT.

Dalam sambutannya, Prof. Brian Yuliarto menegaskan pentingnya penguasaan sains dan teknologi sebagai kunci untuk mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia agar Indonesia sejajar dengan negara-negara maju. 

Ia menjelaskan, negara maju ditandai oleh jaminan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat yang terwujud melalui kekayaan negara.

“Pendapatan per kapita Indonesia saat ini sekitar Rp5 juta per bulan, jauh dari target negara maju di atas Rp15 juta per bulan. Untuk mencapai itu, kita harus membangun industri berbasis pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.

Baca juga: Terima Kunjungan Mendiktisaintek RI, Bupati TTU: Wujud Perhatian Pemerintah Pusat

Menteri juga menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor, seperti dalam industri otomotif, yang menyumbang Rp 200-400 triliun setiap tahun kepada negara-negara produsen mobil. Ia mendorong pengembangan industri pengolahan dalam negeri, khususnya smelter untuk memurnikan mineral, yang dapat meningkatkan nilai tambah bahan galian Indonesia.

“Kita kaya akan mineral, tapi selama ini kita ekspor dalam bentuk mentah dengan harga murah. Jika kita olah sendiri, nilai ekonominya akan jauh lebih tinggi,” tambahnya.

Berbicara tentang potensi daerah, Prof. Brian menekankan bahwa NTT memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. “Kami ingin mengubah paradigma Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris. Daerah terdepan seperti NTT justru memiliki potensi yang, jika dimajukan, akan menggerakkan kemajuan nasional,” katanya. 

Ia memuji tata kelola kampus di NTT yang semakin baik dan mendorong perguruan tinggi menjadi pusat inovasi. “Budaya ilmiah harus dibangun di laboratorium dan perpustakaan, bukan di ruang rektor. Perguruan tinggi harus bertransformasi menuju University 4.0 dengan talenta sains yang berkelanjutan,” tegasnya.

Prof. Brian juga menggarisbawahi peran dosen sebagai penggerak penguasaan teknologi dan budaya ilmiah di kalangan mahasiswa. Ia berbagi pengalamannya saat belajar di Jepang pada 2000-2006, di mana ia menyaksikan betapa majunya teknologi di negara tersebut. “Kuncinya ada pada dosen dan mahasiswa. Kampus harus menjadi tempat lahirnya solusi sistematis dan akademis untuk permasalahan daerah,” ujarnya.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dinamis. Para rektor, profesor, guru besar, dan mahasiswa antusias menyampaikan aspirasi mereka terkait pengembangan pendidikan tinggi, fasilitasi penelitian, dan peningkatan inovasi di NTT. 

Usai sesi dialog, Menteri Brian Yuliarto bersama Rektor Undana Prof. Maxs U. E. Sanam melanjutkan kegiatan dengan melakukan penanaman pohon beringin di area kebun Rektorat Undana. Penanaman pohon ini menjadi simbol komitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memperkuat semangat kolaborasi antara pemerintah dan perguruan tinggi.

Halaman
12

Berita Terkini