Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Prof Johannes Kupang menggelar demonstrasi. Manajemen rumah sakit mengakui ada komunikasi yang macet.
Diketahui, ratusan nakes menggelar protes pada Rabu (12/2/2025) akibat pemotongan uang jasa oleh manajemen RSUD Prof Johannes Kupang.
Plt Direktur RSUD Prof Johannes Kupang drg Iien Andriany mengatakan, pemotongan itu sudah melewati kesepakatan dan berdasarkan aturan yang ada. Regulasi itu bahkan sudah disampaikan ke masing-masing bidang.
"Setelah ini cek masing-masing. Semua sesuai aturan. Kita tidak mungkin mengeluarkan uang tanpa aturan. Aturannya ada kita sudah bicarakan terbuka, tapi komunikasinya macet," ujar drg Iien Andriany saat beraudiensi dengan para nakes di depan kantor BLUD RSUD Prof Johannes Kupang.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Gua Rangko di NTT yang Ada Kolam Air Ssin, Daya Tarik, Harga Tiket dan Rute
Dia meminta semua bidang agar menyampaikan semua dokumen yang ada ke para staf agar dilihat. Ia juga meminta agar ikut bergabung dalam grup pesan agar memberikan penjelasan jika ada yang ditanyakan.
"Saya (juga) baru tahu, ada yang screenshot kirim ke saya, wah ada informasi yang tidak tersampaikan. Supaya sampai dan tidak macet, saya masuk ke semua grup bidang," ujarnya.
Dia menegaskan, pemotongan itu muncul akibat layanan yang terganggu sejak Desember 2024 saat hari libur. Disamping pemotongan lainnya dan penundaan operasi yang membuat pendapatan menurun.
Saat berdialog, nakes meminta manajemen terbuka. Sebab, informasi yang diperoleh justru simpang siur. Sehingga perlu ada informasi akurat dari manajemen.
Aksi protes itu berlangsung sejak Rabu pagi hingga siang. Sewaktu audiensi, nakes berulang kali meminta manajemen rumah sakit agar tidak melakukan manipulasi yang berujung pada pemotongan hak nakes.
Lisa Usfinit seorang nakes mengatakan, pemotongan BPJS Kesehatan setahu dia, sudah dilakukan saat gaji diterima. Dia menegaskan, harusnya tidak ada pemotongan meskipun ada penurunan pendapatan rumah sakit.
Sebab, kata dia, hampir semua nakes bekerja 24 jam di tempat itu. Sehingga perlu ada penghargaan yang sepadan. Dia menyebut transparansi pembagian jasa justru hanya terjadi di level pimpinan. Hasilnya nakes atau staf tidak mengetahui detail mengenai pembagian.
"Pemotongan ini sangat berpengaruh pada pendapatan kami. Pembagian itu ada di Kabag, Kabid, tidak sampai ke kami. Sehingga kami anggap tidak transparansi," kata dia.
Meski audiensi itu berlangsung alot. Teriakan dari para nakes mewarnai penjelasan dari manajemen maupun orasi dari nakes. Situasi baru mereda jelang pukul 10.30 WITA. Nakes mulai kembali ke ruang kerja masing-masing. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS