Kepala Desa (Kades) Hokeng Jaya, Gabriel Bala Namang, mengatakan, Pemerintah Desa mengaktifkan kembali program "Jumat Bersih" yang sebelumnya terhenti akibat bencana. Hal itu demi mengembalikan wajah kampung agar tak mati akibat ditinggal mengungsi.
Gabriel menuturkan, warganya lebih banyak mengungsi ke Desa Bokang Wolomatang, Kecamatan Titehena.
Di sana mereka tinggal terpusat pada camp-camp darurat dan ada yang tinggal mandiri di rumah warga.
Menurutnya, partisipasi masyarakat sangat tinggi, menandakan kerinduan akan kampung halaman yang telah memberi kehidupan dan membesarkan generasi hingga sukses.
Baca juga: Bank NTT Beri Kelunakan Cicilan Pinjaman Korban Lewotobi Laki-laki
Dalam bakti sosial perdana pasca bencana itu, pihaknya menjalin kerjasama dengam lembaga YPPS dan CRS. Sesuai kesepakatan bersama, Jumat Bersih akan dilakukan secara rutin.
"Walaupun situasi gunung masih Level III (Siaga), tapi masyarakat sangat antusias dan semangat. Masyarakat selalu punya kerinduan untuk ke kampung. Jumat berikutnya kami akan fokus di fasilitas lainnya, supaya Hokeng Jaya tetap terawat ketika ditinggalkan," ujarnya.
Gabriel dan warga merasakan situasi kampung meski waktunya terbatas. Gunung Lewotobi Laki-laki terpaut jarak sekira 5 kilometer dari tempat mereka berdiri. Tidak terdengar suara gemuruh, hanya tampak asap putih tipis yang muncul di atas puncak gunung.
Pemdes Hokeng Jaya sudah berkoordinasi dengan Polsek Wulanggitang dan Koramil 1624-06 Boru bahwa masyarakat kembali ke kampung untuk bakti sosial.
"Situasi kondusif dan aman. Kami juga selalu pantau laporan aktivitas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA). Bakti sosial ini melibatkan banyak orang, dan Pemdes sudah membangun koordinasi untuk mendapatkan rekomendasi," jelas Gabriel.
Terdapat enam desa terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. Total pengungsi sebanyak 5.404 jiwa.
Sejumlah 250 Kepala Keluarga (KK) asal Desa Dulipali dan Klatanlo telah menempati hunian sementara (Huntara). Sementara empat desa lainnya, Hokeng Jaya, Nawokote, Nobo, dan Dusun Podor di Desa Boru tinggal di posko terpusat dan mandiri.
Baca juga: Terima Rp 600 Ribu per Bulan, Begini Respons Pengungsi Mandiri Lewotobi Laki-laki
Status Gunung Lewotobi Laki-laki dengan ketinggian 1.584 MDPL masih Level III (Siaga). Pos pengamatan Gunung Api (PGA) di Desa Pululera, dalam laporan terbaru mencatat sejumlah aktivitas kegempaan, Jumat (7/2/2025).
Dalam 12 jam terakhir, yaitu pukul 00.00 Wita sampai 12.00 Wita, Lewotobi Laki-laki masih mengalami gempa.
Terlihat dari laporannya pada pukul 00.00 Wita sampai 06.00 Wita, ada 1 kali gempa letusan, 8 gempa hembusan, 1 gempa tektonik lokal, dan 3 gempa tektonik jauh.
Pukul 06.00 Wita sampai 12.00 Wita, gunung yang mengeluarkan asap kawah bertekanan rendah itu mengalami kegempaan yang relatif menurum yakni 8 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tremor harmonik.