Erick Thohir menyiratkan bahwa sudah ada keretakan di tim sebelum laga kontra China dan pihaknya akan memecat Shin Tae-yong usai Timnas Indonesia takluk dari China, 2-1 pada 15 Oktober 2024.
Pasalnya, laga melawan China jadi pertandingan yang harus mendapatkan kemenangan, mengingat saat itu China berada di dasar klasemen dan selalu kalah di tiga laga sebelumnya.
"Saya rasa hal yang biasa posisi memang untuk kualifikasi Piala Dunia ini banyak negara-negara mengganti pelatihnya, tinggal dihitung risikonya. Makanya saya ceritakan, sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi,” ujar Erick.
“Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan saat itu (pemecatan) jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat, makanya hari ini yang terbaik. risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari dan kemudian kita mencari figur yang bisa memberi ekstra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain,” terang Erick.
Baca juga: Media Korea Selatan Menyebut PSSI Terburu-buru Memecat Shin Tae-yong
Namun dalam pemaparan tersebut, Erick tak menceritakan secara gamblang dinamika seperti apa yang terjadi. Ia hanya mengatakan kendala komunikasi dan taktikal yang jadi permasalah.
Sebelum isu pemecatan, Tribunnews sudah mendapatkan informasi yang sangat kredibel terkait alasan pemecatan Shin Tae-yong. Ia membeberkan bahwa sudah ada perseteruan pemain dengan Shin Tae-yong usai laga kontra Bahrain.
“Setelah lawan Bahrain, itu di ruang ganti sudah tidak kondusif. Beberapa pemain diaspora ingin berbicara dengan Shin Tae-yong, mempertanyakan terkait strategi tapi Shin Tae-yong tidak mau,” ujarnya.
Saat menghadapi China, Shin Tae-yong menunjukkan dominasinya sebagai pelatih. Mencoret Eliano Reijnders dari skuad Timnas: mengganti kapten dari Jay Idzes ke Asnawi Mangkualam, menarik Jay Idzes dan Shayne Pattynama di babak kedua dan baru memainkan Thom Haye pada awal babak kedua. Kondisi saat itu diperparah dengan hasil kekalahan yang diraih skuat Garuda.
“Ya, memang komunikasi jadi masalahnya. Shin Tae-yong kan tidak bisa bahasa inggris harus diterjemahkan dulu, saat pemain bilang apa kan harus diterjemahkan dulu jadi tidak langsung. Itu juga kendalanya. Strategi dan metode latihan Shin Tae-yong juga diprotes pemain diaspora."
Sebelumnya juga media dari Italia, Tuttosport juga memberitakan bahwa gaya melatih Shin Tae-yong yang tidak sesuai jadi alasan pergantian pelatih.
“Pada titik ini, untuk membuat lompatan lebih lanjut dalam kualitas, PSSI sedang memikirkan. Shin Tae-yong dari Korea, yang terlalu fokus pada fisik dan lari, tidak lagi memuaskan,” terang narasi pemberitaan Tuttosport.
“Oleh karena itu, pelatih baru bisa jadi adalah orang Eropa dan seharusnya sudah siap menghadapi tantangan dengan Australia dan Bahrain, Maret mendatang,” lanjutnya.
Baca juga: Bayu Eka Sari Sebut Pemecatan Pelatih Shin Tae-yong Sudah Diperhitungkan PSSI
Mees Hilgers disebut pula jadi salah satu pemain diaspora yang sangat tidak setuju dengan gaya kepemimpinan Shin Tae-yong. Kekesalan Mees diperlihatkan dengan tidak lagi bergabung dengan skuat Garuda saat melawan Jepang dan Arab Saudi.
Shin Tae-yong sempat menyebut bahwa Mees tidak dipanggil karena cedera, akan tetapi pada 10 November atau lima hari sebelum lawan Jepang, Mees tercatat tampil memperkuat timnya, FC Twente selama 84 menit.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga mengatakan dalam pemecatan ini, Shin Tae-yong menerima saja dan juga sudah mendapatkan kompensasi sebagai haknya karena dikontrak hingga 2027. Arya juga menegaskan bahwa langkah yang diambil PSSI hanya untuk terus membuka kans Indonesia bisa tampil pada Piala Dunia 2026.