Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, SEBA - Setidaknya ada enam (6) orang dilaporkan meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sepanjang tahun 2024 terdapat 479 kasus DBD di Sabu Raijua. Dari 479 ini sebanyak 467 orang dinyatakan sembuh. Kemudian terdapat lima kasus kematian akibat DBD.
Kecamatan Sabu Tengah menjadi lokasi dengan jumlah kasus DBD tertinggi dengan angka kematian tertinggi berjumlah 4 orang disusul Kecamatan Sabu Timur dengan angka kematian terendah di Sabu Timur berjumlah 1 orang.
Hingga 6 Januari 2025 dilaporkan terdapat 34 kasus baru yang muncul. Satu (1) orang dinyatakan meninggal dunia sementara yang lainnya masih dalam proses perawatan.
Baca juga: Dua Nelayan Temukan Korban Tenggelam di Sabu Raijua Terikat Senar Pancing di Dasar Laut
Kepala Dinas Kesehatan Sabu Raijua, Thobias Jusuf Messakh mengatakan, untuk penanganan pasien sebelumnya kebanyakan pasien yang dirujuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis
tapi sekarang pada umumnya masyarakat sudah datang lebih awal jika alami gejala demam.
Setiap pasien yang datang ke Faskes diperiksa menggunakan NS1 atau pemeriksaan cepat mendeteksi DBD kemudian pasien diberikan terapi suportif dan dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin dan minum air yang banyak.
Dari 6 kasus kematian ini, salah satu pasien yang meninggal dunia karena trombosit menurun dan emotokritnya meningkat.
Sementara RSUD Menia belum bisa melakukan transfusi trombosit sehingga untuk kasus-kasus berat seperti ini harus dirujuk ke Kupang.
"Dokter umum juga ada batasan kewenangan mereka. Kita tidak punya dokter spesialis anak di Sabu sehingga kasus-kasus seperti itu harus dirujuk ke Kupang. Dua pasien meninggal di RSUD Menia, satu pasien meninggal di Kupang dan ada yang meninggal di rumah," terangnya pada Rabu, 8 Januari 2024.
Melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), Dinas Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua memantau kasus DBD secara real time yang dilaporkan langsung dari Faskes kemudian tim Dinas Kesehatan melakukan penyelidikan di lokasi sumber kasus.
Setelah diselidiki, langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi kemudian pembersihan lingkungan bersama seluruh pihak terkait serta melakukan fogging sebagai salah satu respons atas status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Sabu Raijua sejak November 2024.
Thoby mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dengan menerapkan 3M serta anak-anak sekolah menggunakan lotion anti nyamuk karena mayoritas pasien DBD di Sabu Raijua merupakan anak-anak usia sekolah sekitar 5-14 tahun.
Anak-Anak sekolah ini pun diharap bisa menjadi pemantai jentik di rumah mereka masing-masing selain petugas kesehatan.
Untuk melayani pasien kasus DBD ini pun, Dinas Kesehatan Sabu Raijua juga menyediakan dokter untuk layanan konsultasi. (dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS