Lewotobi Erupsi

Jadi Buah Bibir, Logistik Bencana Lewotobi di Posko Ile Gerong Dijual Bebas, Moat Aeng Terkejut

Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POSLAP - Papan nama menuju Pos Lapangan (Poslap) Desa Ile Gerong, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, yang ditempati penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Jumat, 3 Januari 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Bantuan kemanusiaan berupa logistik makanan bagi para penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, diduga disalahgunakan sejumlah oknum.

Dugaan penjualan bantuan terjadi di Posko Desa Ile Gerong, Kecamatan Titehena. Posko ini menampung ratusan penyintas dari Desa Nawokote, Hokeng Jaya, dan Klatanlo. Nama beberapa petugas di posko itu menjadi buah bibir masyarakat dan para penyintas.

Salah seorang warga, Melayu, bukan nama sebenarnya, mengaku pernah ditawari beras bantuan 50 kilogram dengan harga murah. Ia tak mau membelinya lantaran sadar bawah bantuan bagi korban bencana bukan untuk diperdagangkan.

"Tawar beras 50 kilogram dengan harga Rp 450.000. Saya tidak mau, karena memang itu bukan untuk dijual, tapi digunakan bagi para korban," ujar dia yang adalah warga Desa Ile Gerong, Jumat, 3 Januari 2024.

Ironisnya, penjualan beras dan telur ayam ini berlangsung saat persediaan logistik semakin menipis. Penyintas mengaku mengkonsumsi nasi tanpa lauk.

"Hari ini nasi kosong. Kemarin kami diberi ikan tapi potongannya kecil" kata seorang penyintas yang meminta namanya tak disebutkan.

Baca juga: Lalat Ganggu Santap Siang Penyintas Gunung Lewotobi di Pengungsian

Berdasarkan penelusuran dari sejumlah pihak yang tahu kasus ini, penjualan barang bantuan dilakukan saat malam hari di salah satu rumah warga, tak jauh dari Posko Pengungsi di SDI Ile Gerong.

Beberapa sumber menduga, logistik dijual karena adanya persekongkolan. Belakangan tekuak setelah insiden keributan pasca pesta miras. Nama salah satu aparat disebut-sebut menjual bantuan itu.

"Waktu itu ribut, mereka adu mulut, teriak sebut pak A jual. Bilang nanti mau bongkar perilaku mereka selama ini," katanya.

Informasi ini semakin kuat setelah salah satu warga mengaku turut membeli telur ayam dua papan dengan harga Rp 50.000. Harga yang sangat murah, ketimbang membeli di toko senilai Rp 65.000/papan.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Fredy Moat Aeng, terkejut saat diberitahu soal masalah ini. Ia segera turun langsung ke Posko Ile Gerong guna menguak oknum-oknum yang nakal tersebut.

"Sebentar saya cek. Terima kasih informasinya, kita turun langsung," katanya. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkini