Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 22 Desember 2024, Bersyukur dan Berbagi adalah Sumber Sukacita Hati

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chris Surinono, O.C.D menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 22 Desember 2024, Bersyukur dan Berbagi adalah Sumber Sukacita Hati

Selain itu, dari sisi spiritual, Maria dan Elisabeth sama-sama merawat rasa peduli dan solider sesama perampuan yang mempunyai mujizat pengalaman kehamilan yang sama.

Kehamilan Elisabeth sebagai simbol karya Allah bagi mereka yang setia dan rendah hati, yang sungguh percaya dan berpasrah; sedangkan Maria dilihat sebagai pemenuhan ramalan soal kedatangan Mesias. 

Dalam perikop ini, kita temukan arti simbolis dari beberapa kata dan tindakan: misalmya: Maria, dikatakan: “bergegaslah“, artinya ia pergi bukan dengan terpaksa, tapi penuh kasih dan sukacita; “Kota di wilayah Yehuda” menunjukan bukti janji Allah bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud; lompatan sukacita Yohanes Pembaptis memperlihatkan bahwa pengakuan akan Yesus sebagai Mesias, meski belum hari kelahiran-Nya. 

Elisabeth dipenuhi Roh Kudus, ini memperlihatkan bahwa Roh Kudus sungguh bekerja agar Elisabeth mengerti apa yang Allah kerjakan dalam diri Maria. Ia berseru: “Ibu Tuhanku”: Ini adalah pernyataan iman, pengakuan akan peran Yesus sebagai Mesias. Pengakuan ini juga memperlihatkan kerendahan hati Elisabeth.

Ini sejalan dengan teologi Lukas dalam Injilnya yang menekankan bahwa berkat Allah akan selalu datang pada mereka yang percaya akan janji-Nya. 

Maria kita lihat beberapa pesan untuk hidup kita.

Pertama: Perlu aktif dalam hidupkomunitas. Kunjungan Maria kepada Elisabeth dan kisah saling berbagi diantara keduanya menjadi pesan penting bahwa hidup dan katif dalam komunitas Gereja menjadi fundamen pertumbuhan iman dan solidaritas.

Terlibat dan peduli dalam hidup menggereja akan menjadi sumber kekuatan dan keberanian untuk mengenal kebaikan dan kepedulian Allah kepada kita. Rasa empati dan solider dalam hidup bersama itu penting, agar hati diasah dan dirawat untuk peduli dengan jiwa sendiri dan jiwa sesama. 

Kedua: Syukur adalah sumber sukacita dan sukacita itu selalu menular kepada orang lain. Reaksi Elisabeth atas apa yang terjadi pada Maria merupakan ungkapan iman dan kasih yang nyata. Elisabeth sungguh bangga dan bersyukur atas apa yang Tuhan kerjakan pada Maria.

Ia tidak menemukan alasan untuk tidak mendukung dan mengapresiasi Maria. Ini dasar relasi yang sehat, baik dan menikmati keselamatan. Sikapnya ini justru menjadi sumber sukacita bagi Elisabeth.

Ketiga: mengenal dan mengakui kebaikan orang lain. Ini pesan penting agar kita bisa juga, baik secara manusiawi maupun spiritual bertumbuh. Elisabeth berseru: “Diberkatilah engkau di antara semua wanita”.

Ungkapan Elisabeth ini mengajarkan kita untuk sadar dan mengakui karya Allah dalam diri sesama. Kenali dan akui bahwa ada hal baik dan indah dalam diri sesama. Sikap ini adalah buah dari kerendahan hati dan keteguhan iman.

Keempat: ada kekuatan Allah dalam setiap peristiwa hidup kita. Kita diajak oleh peristiwa injil hari ini untuk melihat, mengalami dan merasakan campur tangan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup kita, baik suka maupun duka. Tak ada hal yang terjadi dalam hidup ini diluar rencana dan tanggung jawab Allah sendiri.

Demikian juga bicara yang baik dan benar tentang sesama bisa menjadi dasar membangun hidup sendiri diatas dasar kebaikan dan kebenaran. Hindari gosip dan bicara buruk tentang orang lain. 

Kelima: peranan iman dan kasih dalam hidup kita setiap hari. Maria dan Elisabeth mengajarkan kita soal merawat iman, percaya sungguh semua penyelenggaraan Allah; tidak lelah berbuat baik; tidak patah semangat dalam menjadi saluran kasih Allah. Tuhan memberkatimu sekalian. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini