Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 18 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Baik dan Tulus

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Rabu 18 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Baik dan Tulus

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 18 Desember 2024, Menjadi Pribadi yang Baik dan Tulus

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Hari Biasa Khusus Adven
Yeremia 23:5-8; Mazmur 72:2,12-13,18-19;
Mat. 1:18-24.

Meditatio:
Penginjil Matius (1:18-24) hari ini mengisahkan pribadi Yusuf, anak Daud, yang bertunangan dengan Maria, perempuan yang akan melahirkan Yesus.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 17 Desember 2024, Abraham adalah Bapa Semua Bangsa

Yusuf diperkenalkan sebagai orang yang tulus hati. Ketulusan hatinya terungkap dengan amat jelas ketika Maria tunangannya mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri.

Yusuf sama sekali belum tahu rencana keselamatan dari Tuhan. Yusuf dihadapkan pada sebuah dilema yang mustahil dipecahkan (Mat.1:19).

Dia adalah seorang pribadi yang tidak hanya tulus, tetapi dia adalah seorang yang benar. Sebagai orang yang tulus dan benar, Yusuf setia pada tuntutan Hukum Taurat. Hukum Taurat memberikan hukuman
mati kepada pezinah (Ul. 22:23-27).

Yusuf tidak ingin memutuskan pertunangannya secara publik karena khawatir masalah perceraiannya
akan diketahui oleh keluarganya dan orang-orang lain di sekitarnya. Yusuf tidak ingin Maria dihukum mati.

Yusuf akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan tengah, yakni ia bermaksud menceraikan Maria secara
diam-diam, tanpa menyatakan alasannya.

Meskipun demikian, jalan tengah yang ditempuh Yusuf sama sekali tidak akan membebaskan Maria
dari rasa malu di hadapan umum. Inilah dilema besar yang dialami dan dihadapi oleh Yusuf. Di tengah kebimbangan dan situasi yang tidak mudah, Yusuf mengambil keputusan bijak.

Ia tetap mengambil Maria menjadi istrinya. Dengan ini menjadi nyata bahwa, Yusuf adalah orang
yang baik hati, tulus, dan bijaksana.

Paus Fransiskus pernah berbagi cerita bahwa ketika dirinya harus mengambil keputusan yang tidak mudah, ia menuliskan kebimbangannya dalam sebuah kertas, lalu meletakkannya di bawah patung Santo Yusuf
yang sedang tidur, dan berdoa, “Ya Santo Yusuf, penjaga yang setia dan pribadi yang teguh di hadapan Allah, aku menyerahkan kepadamu segala keinginan dan kerinduanku.

Pandanglah aku, anakmu, dan bantulah aku dengan kekuatanmu. Ya Santo Yusuf yang tulus dan setia, dengarkanlah doa dan permohonanku.”

Apa makna kisah Injil hari ini bagi kita?

Pertama, penginjil Matius menyadarkan dan meyakinkan kita bahwa seluruh proses kelahiran Yesus tidak lepas dari campur tangan Allah. 

Campur tangan Allah bukan hanya terjadi pada diri Maria, tetapi juga terjadi pada diri Yusuf. Campur tangan
Allah, tidak hanya terjadi pada diri Maria dan Yusuf tetapi juga pada setiap orang yang dalam hidupnya sungguh-sungguh berlaku benar, tulus dan beriman teguh kepada Allah.

Kedua, Yusuf mengalami dilema besar yang sulit terpecahkan ketika ia mendapat pesan dari Allah melalui malaikat. Namun, situasi dilematis yang dialaminya tidak melunturkan iman dan ketaatannya kepada
perintah Allah.

Kita pun sering menghadapi berbagai dilema dalam kehidupan kita yang membuat kita takut, putus asa dan tersiksa batin.

Dalam situasi seperti itu, kita hendaknya tetap percaya kepada Allah dan berjuang melaksanakan perintah-Nya. Allah mengutus Yesus untuk menolong kita tatkala kita menghadapi berbagai dilema, kesulitan dan
kesusahan. Yesus pula yang akan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

Ketiga, baik hati dan tulus. Tidak ada pikiran dan keinginan jahat dalam diri Yusuf. Dia ingin agar Maria, tunangannya, selamat.

Mari kita belajar dari Santo Yusuf, seorang yang tulus hati dan benar agar kita pun mampu menangkap campur tangan Allah dan rencana keselamatan-Nya dalam seluruh peristiwa hidup kita, khususnya dalam
berbagai dilema yang kita alami.

Missio:Hari ini kita tidak akan menyakiti dan mempermalukan orang lain dengan sikap dan tutur kata kami.

Doa: Tuhan berilah kami kesabaran dan ketenangan untuk menghadapi masalah yang muncul dalam keluarga kami. Berilah kami semangat rendah hati seperti Santo Yusuf...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Rabu Pekan III Adven. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini