Menurut Kristian umumnya yang menjadi kekhawatiran orang tua adalah ketika mereka mengarahkan anak tanpa punya data, takut anaknya menjadi anak yang terpaksa atau salah memilih paket pelajaran.
“Mereka ingin agar potensi, minat, dan bakat anak-anak ini mereka kenali dan mereka ciptakan komunikasi antara orang tua dan anak, berdiskusi bersama melihat potensi yang dimiliki. Ketika sudah punya keputusan, bisa dikonsultasikan dengan pihak sekolah dan sekolah bisa memberikan rekomendasi,” jelasnya.
Diakui Kristian, orang tua murid sangat antusias mengetahui hasil tes anak-anak mereka. Dia sangat terbuka untuk konsultasi baik melalui pesan Whatsapp dan telepon.
“Saya sangat terbuka untuk orang tua yang ingin tahu lebih jauh, tentang tes psikologi anak-anaknya. Bahkan ketika anak-anak akan masuk perguruan tinggi dan ingin berkonsultasi silahkan, saya tidak membatasi waktunya dan konsultasi ini sifatnya gratis. Saya bersama SMAK Giovanni Kupang ingin memberikan pelayanan terbaik bagi orang tua,” ungkapnya.
Lewat hasil tes ini dirinya juga pernah menemukan anak yang saat masuk sekolah, tidak teridentifikasi sebagai anak berkebutuhan khusus.
“Tahun lalu kami temukan, ada kasus yang anaknya mungkin saat masuk tidak terdeteksi sebagai anak berkebutuhan khusus. Kita ketemu dengan orang tua, saat itu orang tua sempat pesimis. Saya sampaikan ke orang tua sekolah juga memberikan layanan inklusi dan pembelajaran diferensiasi akan ketahuan mana anak yang daya tangkapnya cepat, mana yang butuh perhatian khusus. Lewat tes ini kita bisa mendapatkan gambaran tentang potensi anak dan apa yang dibutuhkan oleh anak,” ucapnya.
Setelah menjalani tes ini, Kristian menambahkan orang tua merasa puas dan ada dampak positif terhadap potensi anak dan menunjukkan perubahan yang bagus. (cr19)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS