POS-KUPANG.COM - Ketika Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden Indonesia pada tanggal 20 Oktober, ia baru saja selesai menjabat selama lima tahun sebagai menteri pertahanan – sebuah kinerja yang mendapat tinjauan beragam.
Para pengamat bertanya-tanya, bagaimana nasib mantan jenderal tersebut sebagai presiden, terutama setelah ia membentuk kabinet besar yang terdiri dari 109 menteri dan wakil menteri, membentuk dua atau tiga kementerian dari satu kementerian untuk mengakomodasi posisi mitra aliansi.
Namun jika ada yang memperkirakan awal yang tenang bagi kepresidenan baru Prabowo, karena menteri-menteri baru di kabinet besarnya mulai berkuasa, maka mereka salah.
Selama minggu pertama masa jabatannya, Prabowo dan para menterinya mempunyai program yang padat dan mengambil tindakan yang mengejutkan para pengamat, baik dari sisi mereka sendiri maupun dari segi waktu.
Berikut lima hal yang terjadi pada pekan pembuka kepemimpinan Prabowo:
1. Apakah Indonesia mengalami perubahan dalam upaya menjadi anggota BRICS: Joko Widodo alias Jokowi, pendahulu Prabowo, ragu-ragu mengenai prospek keanggotaan BRICS, dan mengatakan pada tahun lalu bahwa ia ingin mempelajari dan memperhitungkan pro dan kontra, dan bergabung dengan BRICS. blok itu tidak mendesak.
Namun hal sebaliknya disampaikan Menteri Luar Negeri RI baru Sugiono dalam lawatan resmi perdananya ke luar negeri saat menghadiri KTT kelompok ekonomi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
“Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan wujud kebijakan luar negerinya yang independen dan aktif,” kata Sugiono, yang hanya dikenal dengan satu nama, menurut laporan Reuters. “Itu tidak berarti kami bergabung dengan blok tertentu, tapi kami berpartisipasi aktif di setiap forum.”
Jokowi mungkin khawatir bahwa bergabungnya mereka akan terlihat seperti Jakarta condong ke arah Beijing, tulis Klaus Heinrich Raditio, dari Sekolah Filsafat Driyarkara di Jakarta, dalam sebuah analisis untuk The Lowy Institute.
“Tetapi beban itu tidak dipikul oleh Prabowo. …Tujuan utama [Indonesia] adalah mencari peluang pembangunan, dibandingkan mendukung pandangan Rusia atau Tiongkok mengenai tatanan dunia,” kata analisis tersebut.
2. Mengumumkan tenggat waktu pembangunan ibu kota baru: Prabowo mengumumkan inisiatif terkait Nusantara (IKN), usulan ibu kota baru di pulau Kalimantan, dalam waktu tujuh hari setelah dilantik, sebuah langkah yang akan mengejutkan banyak pengamat yang tidak berharap banyak hal baru arah dalam proyek tersebut, atau tentu saja tidak secepat itu. Banyak yang percaya bahwa presiden baru tersebut tidak tertarik untuk melanjutkan proyek warisan Jokowi yang mahal, karena program prioritasnya untuk menyediakan makan siang gratis di sekolah sangatlah mahal (US$53 juta per hari).
Tapi Prabowo “tegaskan, sebenarnya persoalan IKN sudah sangat jelas,” kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni pada X pekan lalu.
“Sudah diputuskan [IKN] akan dilanjutkan dan diselesaikan. Sebenarnya tidak perlu ada pertanyaan lagi,” tulis Raja merujuk pada pidato yang disampaikan Prabowo kepada kabinetnya pada retret di Jawa Tengah.
“Baginya, IKN adalah 'modal politik'. Oleh karena itu, selain gedung eksekutif (yang kini hampir selesai), dalam empat tahun ke depan [Otoritas Ibu Kota Nusaantara] harus menyelesaikan gedung legislatif dan yudikatif, tulis Raja mengutip arahan Prabowo.
3. Mempertahankan menteri keuangan pada pemerintahan sebelumnya: Sampai sekitar seminggu sebelum ia dilantik, hanya sedikit orang yang percaya bahwa Prabowo akan menunjuk Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang telah beberapa kali berselisih dengannya mengenai sifat pengadaan pertahanannya, dan isu-isu lainnya. , saat keduanya berada di kabinet Jokowi.