Beliau tidak hanya berdiskusi, tetapi juga mendorong seluruh elemen gereja untuk terlibat aktif dalam proses ini.
Ini menunjukkan bahwa pemekaran keuskupan bukan sekadar keputusan administratif, melainkan kebutuhan pastoral yang mendesak untuk menjangkau umat di area yang lebih luas.
Uskup Siprianus Hormat juga menyiapkan dokumen-dokumen penting serta memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk pembentukan keuskupan baru.
Salah satu pencapaian yang menggembirakan adalah diterimanya proposal pembentukan Keuskupan Labuan Bajo oleh Propaganda Fide di Vatikan, yang menunjukkan pengakuan internasional terhadap inisiatif Keuskupan Ruteng serta legitimasi proses pemekaran yang dilakukan (Katedral Ruteng, Berita tentang Penunjukan Mgr. Maksimus Regus, 2024).
Pemberdayaan Umat dan Sumber Daya
Komitmen Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat juga terlihat dalam fokusnya terhadap pemberdayaan umat.
Beliau tidak hanya mengutamakan aspek administratif dan pengajuan proposal, tetapi juga memperhatikan kebutuhan spiritual dan sosial masyarakat.
Dalam hal ini, pembangunan sarana dan prasarana gereja menjadi prioritas utama, agar umat merasakan kehadiran gereja dalam kehidupan sehari-hari.
Persiapan lahan keuskupan, dokumen-dokumen, dan fasilitas lainnya juga menjadi elemen penting dalam proses ini.
Uskup Sipri dan timnya memastikan semua hal telah disiapkan sebelum pemekaran resmi dilakukan, termasuk menyiapkan personalia yang akan bertugas di Keuskupan Labuan Bajo.
Hemat saya ini mencerminkan perencanaan matang dan keseriusan Uskup Siprianus Hormat dalam menghadapi tantangan baru.
Penunjukan Mgr. Maksimus Regus
Dalam perkembangan penting lainnya, pada 21 Juni 2024, Mgr. Maksimus Regus terpilih sebagai Uskup baru untuk Keuskupan Labuan Bajo.
Sebelumnya, beliau menjabat sebagai rektor Universitas Katolik St. Paulus Ruteng. Penunjukan ini menandakan pengakuan atas dedikasi dan integritas beliau dalam pelayanan gereja.
Uskup Mgr. Siprianus Hormat melihat potensi besar dalam diri Mgr. Maksimus Regus untuk memimpin keuskupan baru ini, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan di wilayah ujung barat Pulau Flores tersebut.