Berita NTT

DPRD NTT Pesan Hal Ini ke Manajemen Dharma Rucitra VIII 

Penulis: Irfan Hoi
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak kapal KM Dharma Rucitra VIII saat berlayar. Kapal ini melayani rute Kupang - Ende - Labuan Bajo- NTB dan Surabaya

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Anggota DPRD NTT Ana Waha Kolin memberi pesan ke manajemen KM Dharma Rucitra VIII. Diketahui, kapal ini bakal melakukan pelayaran perdana Kupang - Flores per 7 Oktober 2024.

Ana Kolin meminta kapal itu ikut berlayar dari Kupang ke wilayah lainnya di pulau Flores. Sebab, selama ini sekalipun ada armada yang disiapkan namun kerap terjadi penumpukan penumpang dan mengalami berbagai masalah. 

"Kalau bisa juga ke Larantuka (Flores Timur), Lembata. Apalagi saat ini tiket pesawat mahal. Bisa mengurai harga transportasi udara," kata dia, Minggu 6 Oktober 2024.

Ana Kolin mengatakan, kehadiran kapal itu tentu memberi dampak ekonomi. Apalagi, di daerah Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat maupun Ende. Paling tidak memberikan alternatif bagi para pelaku pariwisata. 

Menurut dia, wisatawan akan memiliki kemudahan menuju daerah pariwisata. Sisi lain, ia meminta fasilitas yang nyaman dari kapal ini bisa terus dipertahankan. 

Ana Kolin memberi pesan agar masyarakat agar tetap menggunakan kapal itu dengan menaati aturan yang ada. Sehingga, kapal yang ada tetap memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. 

"Mention bagi kapal itu harus ada. Layanan itu tidak berubah sehingga kesan orang itu bisa bagus. Harus tetap memberikan yang terbaik," katanya. 

Anggota DPRD NTT Yohanes Rumat menyebut kehadiran KM Dharma Rucitra VIII dengan rute Kupang ke pulau Flores sangat membantu masyarakat. 

"Secara ekonomi, saya kira mobilisasi masyarakat baik itu bisnis, wisatawan, dan keluarga itu sangat membantu," katanya, Minggu 6 Oktober 2024.

Dia mengatakan, adanya kapal itu akan memberi efek ganda karena masyarakat bisa berinteraksi sesama saat pelayaran berlangsung. Itu akan mempererat hubungan kekeluargaan masyarakat NTT. Disamping adanya pemindahan barang antarpulau yang semakin mudah. 

Politisi PKB NTT itu menyebut, keberadaan KM Dharma Rucitra VIII memang jawaban atas kebutuhan masyarakat. Apalagi  segmen masyarakat menengah kebawa. Dia berterima kasih kepada manajemen PT Dharma Lautan Utama sebagai induk dari KM Dharma Rucitra VIII itu. 

Baca juga: Begini Spesifikasi KM Dharma Rucitra VIII yang Berlayar Rute Kupang - Flores


Sisi lain, dia meminta pemerintah daerah agar bisa membantu memfasilitasi kehadiran kapal ini. Dia membandingkan dengan pelayaran lainnya yang sangat jauh berbeda. KM Dharma Rucitra, kata dia, lebih layak. 

"Terima kasih kepada operator pelayaran. Menjawab tantangan dan keinginan masyarakat. Kami fraksi PKB mendukung penuh. Dia jauh lebih manusiawi," kata dia. 

Adanya rute ke Labuan Bajo sebagai daerah pariwisata, Rumat meminta masyarakat agar bisa lebih mudah menuju ke daerah pariwisata itu. Kemudahan yang ada, baginya harus dimanfaatkan agar obyek wisata lainnya di pulau Flores bisa dikunjungi. 

Menurut dia, konektivitas yang semakin banyak ini harusnya memberi peluang juga untuk titik wisata lainnya. Rumat mengingatkan masyarakat agar memberikan pelayanan terbaik agar wisatawan bisa terkesan dengan daerah pariwisata. 

Dia tidak ingin, kemudahan yang sudah ada ini menjadi mubazir akibat dari penerimaan masyarakat yang kurang baik dan berdampak ke menurunnya kunjungan wisatawan ke daerah-daerah pariwisata. 

"Berharap berkembang ke wilayah lain, terutama sikap sadar kehadiran wisatawan. Selama ini kita terfokus ke Labuan Bajo, padahal kita punya destinasi lainnya. Saya kira akan memberi efek kemana-mana," ujarnya. 

Rumat meminta masyarakat agar bisa menjaga kebersihan kapal dan menjaga ketertiban dalam kapal. Mentalitas masyarakat yang kurang baik agar bisa dihindari. Hal itu agar manajemen kapal tidak disibukkan dengan urusan tersebut. 

Kepada manajemen kapal, Rumat berharap agar tetap konsisten dalam pelayaran dengan harga tiket yang terjangkau. Sebab, bisa memberi dampak ke pelaku perjalanan yang menggunakan armada tersebut. 

"Manajemen yang tidak konsisten maka berdampak buruk ke wisatawan, pebisnis. Kalau bisa seperti manajemen pesawat," katanya. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini