Berita NTT

PT Rajawali Nusindo Salurkan Ribuan Paket Pangan Stunting di NTT 

Penulis: Rosalia Andrela
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama PT Rajawali Nusindo, Wahyu Sakti hadir langsung dalam kegiatan penyaluran bantuan penanganan stunting di Keluarahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Jumat, 4 Oktober 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Stunting merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian serius, terutama di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan provinsi kedua dengan angka stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.

Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi NTT sebesar 37,9 persen. Angka ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita di Provinsi NTT, mengalami stunting.

Sementara itu berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat per Februari 2024, prevalensi stunting di NTT sebesar 15,2 persen atau sebanyak 61.961 anak stunting.

Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto saat membawakan materi Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting (GKPS) di NTT pada 2 Oktober 2024 lalu, menyampaikan stunting merupakan bencana kemanusiaan non alam yang berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak, menurunkan prestasi kerja, menghambat pertumbuhan ekonomi,  hingga berdampak pada kemiskinan di suatu negara.

Baca juga: Jumlah Penerbangan Angkutan Udara di NTT pada Agustus 2024 Capai 3.557, Naik 3,16 Persen

Menurut Andriko penanganan stunting harus dilaksanakan secara pentahelix mulai dari diri sendiri, rumah, mulai dari sekarang, serta mulai dari pola makan dengan gizi seimbang dan aman.

Menjawab tantangan ini Badan Pangan Nasional bekerja sama dengan holding BUMN Pangan ID FOOD, melalui anak perusahaannya PT. Rajawali Nusindo memastikan penyaluran bantuan pangan penanganan stunting di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terealisasi 100 persen pada awal Oktober ini.

Direktur Utama PT Rajawali Nusindo, Wahyu Sakti hadir secara langsung pada penyaluran bantuan pangan stunting salah satunya di Kantor Lurah Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang pada Jumat, 4 Oktober 2024.

Menurut Wahyu di tahun 2024 provinsi NTT mendapat kuota bantuan pangan stunting berupa telur dan daging ayam sebanyak 438.000 paket. Jumlah tersebut disalurkan ke dalam 2 tahap.

"Pengiriman paket bantuan sebanyak 438.000 paket dilaksanakan dalam dua tahap. Setiap tahapan disalurkan sebanyak 219.000 paket dan akan selesai pada Minggu ini," ujarnya.

Wahyu merinci, 438.000 paket bantuan tersebut disalurkan kepada 73.000 Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah NTT, berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Penyaluran di provinsi NTT pada setiap tahapan dilakukan di 7 kabupaten/kota, terdiri dari Atambua dengan kuota sebanyak 15.534 paket, Ende sebanyak 17.766 paket, Komodo 43.128, Kupang 48.438 paket, Maumere 26.265 paket, SOE 24.294 paket dan Waingapu 43.779 paket.

"Setiap paket terdiri dari 10 butir telur ayam dan 1 kg daging ayam," kata Wahyu.

Dia berharap kerjasama penyaluran bantuan pangan tersebut, dapat memenuhi asupan gizi bagi keluarga yang mempunyai balita rawan stunting, serta bagi ibu hamil sehingga turut menurunkan tingkat prevalensi stunting di provinsi NTT

"Harapannya bantuan yang diberikan tersebut bisa bermanfaat dan segera bisa diolah untuk menambah asupan gizi bagi ibu hamil dan anak balita di wilayah NTT yang masuk ke dalam kategori rawan stunting," harapnya.

Halaman
12

Berita Terkini