POS-KUPANG.COM – Dalam waktu yang tidak lama lagi, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri akan bertemu. Agenda pertemuan tersebut tentu kini sedang dirancang oleh para pihak yang terkait dengan hal tersebut.
Akan tetapi, jika dalam pertemuan tersebut Prabowo Subianto mengajak Bu Mega untuk sama-sama bergabung dalam pemerintahan ke depan, maka hal tersebut rasanya sulit untuk disetujui.
Bahwa kemungkinan Bu Mega akan digoda tentu pasti akan terjadi. Tapi Bu Mega kemudian menyetujui ajakan tersebut, rasanya agak sulit. Sebab Bu Mega dan PDIP memiliki karakter politik yang tidak sama dengan yang lainnya.
Lantas, akankah Bu Mega menerima ajakan Prabowo Subianto untuk bergabung dalam pemerintahan lima tahun ke depan? Pengamat Politik, Ray Rangkuty pun angkat bicara.
Ia mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak yakin kalau Megawati Soekarnoputri akan membawa partainya bergabung ke koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Pasalnya, pertama, secara politik dan elektoral akan merugikan PDIP jika gabung koalisi Prabowo-Gibran.
"Akan jauh lebih strategis jika tetap mereka di luar (koalisi)," ujarnya, Kamis 19 September 2024.
Faktor kedua, Ray mengatakan Megawati bukan tipe politisi gila jabatan seperti politisi Indonesia pada umumnya.
"Sejauh pengenalan saya terhadap ibu Mega, beliau bukanlah politisi dengan gaya politisi Indonesia umumnya.
Ada karakter, sportifitas dan idealitas dalam jejak politik ibu Mega.
Dan saya kira, jalan ini akan tetap ditempuh oleh ibu Mega," ujarnya.
Faktor ketiga, bukan soal kekuasaan.
Menurut Ray, jika kekuasaan yang diinginkan Megawati maka PDIP niscaya tidak akan menolak ide 3 priode pemerintahan Jokowi.
"Sudah hampir dapat dipastikan jika mereka setuju dengan gerakan itu, mereka akan berkuasa sampai 2029 yang akan datang," kata dia.
Faktanya, lanjut Ray, justru hanya PDIP yang secara terbuka dan di depan menyatakan tidak untuk 3 priode.