Berita NTT

WHDI NTT Peduli Stunting Lewat Workshop dan Pembuatan MPASI Bagi Balita

Penulis: Irfan Hoi
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Workshop Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi NTT berkaitan dengan penanganan stunting.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Provinsi NTT peduli akan angka stunting di wilayah NTT dengan menggelar workshop dan pembuatan MPASI bagi balita. 

WHDI NTT menggagas partisipasi WHDI NTT melalui workshop untuk peningkatan kapasitas kemampuan wanita Hindu dan lembaga lainnya dalam pencegahan stunting di Hotel On The Rock Kupang, Sabtu 14 September 2024.

Workshop yang diikuti 70 orang peserta ini mengusung tema "Cegah stunting dengan nutrisi yang tepat". Selain workshop juga dirangkai dengan praktek pembuatan nutrisi dan MPASI.

Workshop diisi dengan berbagai materi antara lain strategi pencegahan dan penanganan stunting pada balita, remaja, ibu hamil serta ibu menyusui melalui pendekatan keluarga oleh Kepala Dinas Kesehatan NTT drg Iien Andriani. 

Pencegahan dan penanganan stunting pada ibu hamil dan balita dari sudut pandang agama Hindu oleh dr Dewa Putu Sahadewa, SpOG (PHDI NTT).

Selain itu peserta juga mendapatkan materi pemantauan tumbuh kembang bayi balita sebagai salah satu cara deteksi dini potensi stunting oleh dr Simplicia M. Angrahini, SpA serta materi soal nutrisi yang tepat pada remaja, ibu hamil, ibu menyusui dam balita untuk mencegah stunting oleh dr Salmawati Maryati, SpGK, AIFO-K.

Diakhir kegiatan, para peserta mendapatkan materi mengenai pembuatan MPASI menggunakan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting teori oleh Yeny S. Haning, SST MKM.

Ketua panitia Workshop, Dr Anak Agung Sagung Rai Mahadewi menyebutkan kalau stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurang gizi sehingga tinggi badan terhambat. 

Hal ini mengganggu perkembangan otak yang berdampak pada perkembangan kognitif anak.
Disebutkan kalau tingginya stunting karena pola asuh anak serta MPASI belum dipahami dengan baik.

Keluarga, kata dia, mempunyai peranan penting dalam pengasuhan anak dan balita sehingga perempuan perlu diberi pengetahuan yang memadai.

Dalam kaitan dengan itu, WHDI NTT mensinergikan gerak secara sistematis untuk ikut berpartisipasi menekan angka stunting di NTT. Workshop selama digelar untuk meningkatkan kapasitas wanita Hindu dan lembaga lain dalam pencegahan stunting.

Baca juga: WHDI Rayakan HUT ke-35, Ketua WHDI Kota Kupang Sosialisasi Stunting dan Kesehatan Jiwa Orang Tua 

Diharapkan melalui kegiatan workshop, peserta bisa mendapatkan pemahaman dan upaya pencegahan serta mampu membuat nutrisi dan bisa membuat MPASI yang tepat

Kegiatan ini diikuti  70 peserta dari 7 kabupaten yang kasus stuntingnya tinggi yakni Kabupaten TTS, TTU, Rote Ndao, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yakni PHDI, WHDI, Peradah, KMHDI serta ibu hamil dengan kondisi kekurangan gizi kronis dan ibu yang memiliki bayi stunting.

Ketua WHDI, dr Ayu Suswati pada kesempatan tersebut mengakui kalau WHDI terpanggil karena WHDI tidak bisa tutup mata dengan kondisi stunting di NTT.

Halaman
12

Berita Terkini