Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 27 Agustus 2024, Dalam Doa dan Tangisan Tak Kunjung Putus
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Perayaan Wajib St. Monika
Lectio:
Sirakh 26:1-4.16-21; Mazmur 131:1.2.3;
Lukas 7:11-17.
Meditatio:
Dalam injil Matius hari ini, seorang janda dari Nain sungguh memikat hati Yesus. Bahkan menggerakan Yesus untuk melakukan mukjizat terbesar, menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Mengapa? Yesus tidak melihat sisi luarnya saja dari seorang janda. Ia melihat sampai ke lubuk hatinya.
Dalam kehidupan sehari-hari seorang janda dipandang sebelah mata dalam kultur Israel kala itu. Tidak dianggap. Bahkan sering menjadi sasaran gosip, apalagi jika penampilan seorang janda sedikit lebih cantik dan seksi. Tapi janda dari Nain ini berbeda. Di hati terdalamnya Yesus melihat perasaan kehilangan yang amat dalam, karena anak satu-satunya telah meninggal. Serasa tiada pengharapan lagi baginya untuk bertahan dengan kepergian putra kesayangan satu-satunya.
Air mata dan doa yang tak kunjung henti tidak bisa mengembalikan keadaan. Di sinilah Yesus tertegun dan haru. Lalu tergeraklah hatiNya oleh belaskasihan terhadap janda itu. Sambil menghampiri usungan mayat dan menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Yesus berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Yesus mengembalikan pengharapan dan sukacita kepada janda itu. Dan itulah mukjizat yang luar biasa, yakni mengembalikkan pengharapan dan sukacita yang hilang.
Mukjizat yang sama juga dialami Santa Monika, ibu dari Santo Agustinus, yang kita rayakan pestanya hari ini. Monika yang saleh merasa kehilangan suami dan anaknya karena hidup mereka jauh dari Allah. Suaminya seorang kafir dan anaknya Agustinus tidak taat beragama dan hidupnya berantakan.
Dalam kehidupannya bersama Patrisius, Monika mengalami tekanan batin yang hebat karena ulah Patrisius dan juga putranya Agustinus. Patrisius mencemoohkan dan menertawakan usaha keras Monika dalam mendidik
Agustinus menjadi seorang pemuda yang luhur budinya. Namun semuanya itu ditanggung Monika dengan sabar, sambil tekun berdoa memohon campur tangan Tuhan.
Monika adalah seorang yang lemah lembut dan penuh ketabahan menghadapi sifat dan tingkah laku suaminya. Monika selalu mengatakan bahwa seorang suami yang sedang marah, sebaiknya jangan dilawan, baik dengan kata-kata maupun perbuatan. Bila suami sudah tenang, itulah waktu yang tepat untuk diajak berbicara dengan baik-baik.
Monika menasihati para ibu agar mengingat selalu untuk taat pada suami dan tidak bersikap angkuh. Banyak ibu yang menjalankan nasihat itu dan mereka berhasil. Monika juga seorang ibu yang menjadi penegak yang bijak dan pendamai dalam setiap perselisihan dengan orang lain.
Santa Monika adalah seorang istri dan ibu yang bersahaja. Dengan setia dan tekun ia mendoakan Patrisius, suaminya seorang kafir dan bertabiat buruk, dan Agustinus, putranya seorang penganut aliran sesat.
Permohonan doanya hanya satu yaitu agar suami dan anaknya bertobat. Bertahun-tahun Monika berdoa. Rupanya, Tuhan mengindahkan permohonannya.
Air mata dan doa Santa Monika telah membuat Tuhan tertegun dan mengembalikan pengharapan dan sukacita Monika yang telah hilang. Suaminya kemudian bertobat dan dibaptis di penghujung usianya. Demikian juga Agustinus bertobat dan menemukan Tuhan kemudian menjadi seorang pujangga Gereja dan Uskup di Kartago.
Pengalaman Santa Monika menjadi pengalaman iman kita juga.