Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Peneliti sekaligus Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Annytha I. R. Detha, M.Si dalam penelitiannya bersama tim mencoba menghadirkan produk berupa tepung nano dari ikan dan telur sebagai sumber protein terutama bagi anak-anak.
Hal ini terungkap dalam Undana Talk, Rabu, 21/08/2024 yang dihadiri Prof. Annytha bersama Dr. Detji Kori Elianor Roosevelt. Nuban, S.H., M.Hum., dari Pusat Studi Hak Asasi Manusia, Gender Anak dan Kependudukan LPPM Undana.
Berikut cuplikan wawancara eksklusif bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi.
Sejak kapan anda tertarik dan meneliti tentang telur dan ikan dan pengaruhnya terhadap hipokampus otak?
Terkait dengan peran pangan asal hewan sebagai sumber protein kita sudah lakukan riset ini kurang lebih tiga tahun lalu dimana ini lahir dari kecemasan kita terkait dengan jumlah kasus stunting yang besar di NTT.
Apa yang bisa dimanfaatkan, sumber daya alam apa yang bisa diberdayakan untuk mengatasi masalah stunting, salah satunya adalah pangan asal hewan yang tentu tersedia cukup banyak di NTT. Sebut saja ikan. Kita sebagai wilayah kepulauan tentu jumlah ikan cukup memenuhi kebutuhan kita bahkan juga untuk wilayah lain, demikian juga telur. Meskipun telur tidak dihasilkan di NTT tetapi suplai dari Surabaya, dari daerah lain, cukup juga untuk memenuhi kebutuhan di NTT.
Apa yang bisa manfaatkan dari pangan asal hewan ini? Sebagai sumber protein, pangan asal hewan sangat berkontribusi besar terhadap perkembangan otak. Kita tahu bahwa otak sendiri merupakan sumber pengatur manusia dan yang paling penting dari otak itu bagian hipokampusnya. Hipokampus itu bagian dari cerebrum otak besar yang bagian lobus temporalnya disebut hipokampus. Ini adalah bagian paling penting yang berkaitan dengan pusat belajar, pusat memori, pusat kecerdasan dari manusia. Nah nutrisi sumber pangan asal hewan ini sangat berdampak bagi perkembangan sel hipokampus.
Hipokampus ini terdiri dari sel-sel neuron piramid yang apabila ketersediaan protein cukup pada seorang anak maka akan membantu perkembangan sel neuron dari hipokampus ini. Nah di hipokampus ini ada bagian-bagian yang secara spesifik mengatur atau dapat memberikan informasi kepada kita seberapa besar pengaruh protein itu kepada perkembangan sel otak, dalam hal ini perkembangan sel hipokampus yang tentu berdampak pada perkembangan kognitif atau perkembangan daya pikirnya.
Berangkat dari hal itu kita kemudian mengembangkan produk pangan asal hewan dari telur dan ikan yang dikemas dalam bentuk tepung nano. Kenapa tepung nano? Karena berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, material pangan yang dikemas dalam bentuk nano akan memengaruhi daya serap di sel usus karena semakin besar permukaan dari material dalam hal ini mikro material maka semakin besar penyerapan usus terhadap nano partikel itu. Hal inilah yang kemudian melatarbelakangi kita mengembangkan produk tepung nano dari pangan asal hewan yaitu dari tepung ikan dan tepung telur untuk mensuplai perkembangan sel otak dalam hal ini sel hipokampus sebagai pusat memori, learning centernya manusia jadi ini bagian yang penting.
Untuk sampel penelitiannya diambil dari mana?
Risetnya kami lakukan secara in vivo jadi karena ini berkaitan dengan otak kita menggunakan hewan coba, mencit. Hewan coba mencit ini tentu sudah melewati persetujuan dari komisi etik karena itu merupakan syarat penting yang tidak boleh diabaikan karena sekarang publikasi jurnal harus mewajibkan kita untuk mendapat izin.
Nah setelah kita dapat izin dari komisi etik, produk yang kita kembangkan ini kita berikan kepada mencit dengan periode waktu tertentu kemudian tentu dengan tata cara yang sudah diinstruksikan oleh komisi etik penggunaan hewan coba, kita berikan pakan yang kita kembangkan ini, produk nano ini, kemudian pada periode tertentu kita ukur. Apa yang kita ukur? Kita euthanasia kemudian ambil otak besar kita cari hipokampusnya.
Hipokampus ada bagian yang kita deteksi lagi yaitu bagian cornua ammonis. Di hipokampus itu ada tiga lapisan cornua ammonis ada cornua ammonis 1, 2 dan 3. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, cornua ammonis 1 dan 3 ini yang sangat berdampak pada perkembangan otak jadi kalau ketika kita membedah otak kemudian kita mengukur ketebalan cornua ammonis dari hipokampus ini akan sejalan dengan perkembangan kognitifnya.
Makanya setelah kita berikan pada mencit kita ambil sel otak kemudian kita buat isolat, isolat itu preparat gambaran histopat dari otak dalam hal ini hipokampus itu sendiri kemudian kita lihat ketebalannya. Setelah sel otak kita belah kita buat irisan melintang kemudian kita lihat ketebalan cornua hipokampus. Nah cornua hipokampus ini ketika ada perkembangan atau perubahan ketebalan dari cornua ammonis ini maka akan berdampak atau berimplikasi pada peningkatan memori, peningkatan daya ingat.
Semakin tebal cornua ammonis dari hipokampus semakin banyak jumlah sel neuron di dalam hipokampus. Sel neuron ini yang menghubungkan informasi satu dengan yang lain dalam otak kita. Dalam otak kita ini ada sekitar 100 miliar sel neuron yang menghubungkan informasi satu dengan yang lain. Jadi kalau semakin banyak jumlah sel di cornua ammonis hipokampus maka tentu akan makin cepat informasi disampaikan antar sel yang kemudian akan berpengaruh pada kecepatan berpikir, cara berpikir dan memori, kemampuan untuk mengingat informasi.