Selanjutnya Dr Agustinus Bandur, Dosen Universitas Binus Jakarta dan Tommy, mahasiswa S2 di Universitas Binus Jakarta menginformasikan bahwa jalan mendaki menuju ke perkampungan tradisional Todo.
Setelah melewati jalan mendaki, lalu jalan lurus dengan melewati Gereja Katolik Todo di sisi kanan dari jalan itu.
Dari bukit kecil itu, terlihat kemegahan deretan rumah adat tradisional Todo dengan arsitektur unik yang terus mengarah ke langit. Dari bukit kecil itu menuju ke lahan parkir kendaraan.
Kendaraan berhenti dan rombongan turun dari bus Gunung Mas. Selanjutnya rombongan menuju ke pos penjagaan obyek wisata kampung tradisional Todo.
Seorang pegawai dari Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai, Titus Jegadut (52) tersenyum dan menyapa tamu yang berwisata ke obyek wisata budaya tersebut.
Baca juga: Wisata NTT, Liburan ke Flores , Ini 5 Rekomendasi Wisata di Manggarai Timur, Pantai , Danau dan Kopi
Mendengarkan Langsung Kisah Orang Minangkabau Setiba di pos penjagaan tersebut, semua rombongan registrasi di buku tamu yang disediakan Dinas Pariwisata Manggarai untuk perkampungan tradisional Todo.
Satu per satu rombongan menulis nama lengkap di buku tamu tersebut. Suguhan kopi kembali dilakukan petugas di Pos penjagaan tersebut sesuai dengan tradisi orang Manggarai Raya.
Saat menikmati minuman kopi manggarai, Pegawai Dinas Pariwisata Manggarai, Titus Jegadut (52) menjelaskan, asal usul Kampung Todo serta orang Minangkebau pertama yang ada dan menikah dengan perempuan Manggarai asli di perkampungan tradisional Todo.
Dikisahkan secara lisan secara turun temurun dan sudah dibukukan oleh kaum intelektual Manggarai bahwa seorang tokoh terkenal dari Minangkabau dengan sebutan Mashur.
Memang dikisahkan saat tokoh Minangkabau itu ada di perkampungan Todo sudah ada orang asli Manggarai yang belum diketahuinya mereka berasal dari mana dan bahkan mereka suku apa.
Tokoh Mashur menikah dengan perempuan asli Manggarai (leluhur orang Manggarai yang berasal dari Minangkabau) lahirlah beberapa anak-anaknya yang terus berkembang dan bertumbuh di perkampungan tersebut.
Karena ketenaran dan kekuatan magis dari tokoh tersebut dan keturunannya maka mereka membentuk sebuah kerajaan kecil di perkampungan tersebut.
Mereka menyebutnya kerajaan Todo. Kerajaan Todo karena kemungkinan ada relasi perdagangan dan kekeluargaan di bawah pengaruh Kerajaan Bima atau Raja Bima di zaman itu sampai di wilayah pesisir Labuan.
Sementara di bagian utara dari Manggarai Raya, di bagian Cibal di bawah pengaruh Kerajaan Goa atau Raja Goa. Itulah sepintas seputar peradaban Minangkabau di perkampungan Todo sebagai pusat Kerajaan Todo dan peradaban Minangkabau di Flores Barat, NTT.
Jegadut mengisahkan, berdasarkan penuturan lisan tetua adat di perkampungan tradisional Todo bahwa pertama arsitektur rumah adat di kampung Todo berbentuk rumah Gadang Minangkabau.