Sejumlah penari dari sekolah itu menari di depan halaman kantor Kepala sekolah untuk menyambut tamu yang berkunjung di sekolah tersebut.
Usai mementaskan tarian Sepa dan Lopa khas SMAK Setia Bakti Ruteng , seorang tua adat yang sudah dipercayakan sekolah memegang seekor ayam jantan putih untuk melaksanakan ritual “kepok kapu manuk” kepada rombongan tersebut.
Baca juga: Wisata NTT, Liburan ke Flores , Ini 5 Rekomendasi Wisata di Manggarai Timur, Pantai , Danau dan Kopi
Suguhan Kopi Manggarai Ritual adat sesuai tradisi orang Manggarai dan pementasan tarian khas sekolah itu selesai, selanjutnya rombongan masuk ke ruangan Kepala Sekolah SMAK Setia Bakti.
Selanjutnya, ritual adat Kepok juga dilangsungkan di dalam ruangan tersebut untuk menyambut tamu yang masuk sebagai tamu khusus lembaga pendidikan saat itu.
Tak lama sesudah penyambutan secara adat selesai, guru menyuguhkan minuman kopi manggarai kepada rombongan dosen Universitas Binus Jakarta yang pertama kali mengunjungi sekolah tersebut.
Semua dosen Universitas Binus Jakarta yang berkunjung ke Manggarai Raya adalah penyuka kopi Nusantara sehingga saat disuguhkan kopi manggarai dengan aroma dan rasa yang berbeda dari rasa dan aroma kopi dari wilayah lain di Indonesia.
Suguhan minuman kopi dinikmati oleh seluruh rombongan tersebut. Kepala Sekolah SMAK Setia Bakti Ruteng, Sr. Irmina Bezo, SSPS kepada Kompas.com mengungkapkan, terima kasih banyak atas kunjungan dari rombongan dosen Universitas Binus Jakarta ke lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Air Terjun Tanggedu, Ukiran Alam dan Oase di Tengah Savana Sumba
“Ini kunjungan yang sangat bermakna bagi lembaga pendidikan SMAK Setia Bakti Ruteng. Yang hadir adalah dosen dari program doktor di Universitas tersebut yang memberikan semangat kepada siswa dan siswi dan guru-guru di lembaga pendidikan ini,” jelasnya.
Selanjutnya, Dr Dyah Budiastuti dan dosen lainnya memberikan motivasi kepada ribuan siswa dan siswi SMAK Setia Bakti di halaman sekolah.
Pada dosen memberikan semangat belajar untuk meraih impian di masa depan serta mengajak siswa dan siswi di lembaga pendidikan itu untuk kuliah di Universitas Binus yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia.
Menuju ke Kampung Tradisional Todo Seusai kegiatan di lembaga pendidikan SMAK Setia Bakti, rombongan dosen itu bergegas dengan bus Gunung Mas yang disopiri Herdianto Lelang menuju perkampungan tradisional Todo dari Kota Ruteng ke arah barat dari Pulau Flores. Hari itu cuaca di wilayah Manggarai Raya sangat cerah.
Bus Gunung Mas yang membawa rombongan laju dengan waktu normal. Saat keluar dari Kota Ruteng melewati jalan berkelok-kelok dan menurun di jalan Transflores.
Setiba di pertigaan di Mbelang, sang sopir belok kiri menuju ke kampung tradisional Todo. Jalan itu juga searah menuju ke perkampungan tradisional Waerebo. Laju kendaraan penuh kehati-hatian karena jalan menurun berkelok-kelok di celah-celah bukit dan lereng gunung.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Air Terjun Tanggedu, Ukiran Alam dan Oase di Tengah Savana Sumba
Hamparan bukit dan lerengan gunung serta persawahan di lembah-lembah di kiri kanan jalan menuju perkampuan tua Todo membuat mata tertuju kepada keindahan alam dan pemandangan yang disuguhkan Sang Pencipta alam semesta.
Rasa mengantuk karena melewati jalan berkelok-kelok dan menurun hilang karena mata tak bisa pejam karena keunikan alam menuju perkampungan tradisional Todo.