Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Upaya memperluas cakupan dan meningkatkan kepesertaan aktif Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan sudah memasuki satu dekade.
Mengacu pada hal itu, BPJS Kesehatan Kabupaten Rote Ndao berkomitmen untuk menopang kesehatan prima bagi masyarakat di ujung Selatan NKRI.
Begini ceritanya. Siang itu, Johanis Mberu (34) dengan singlet hitam sedang tidur lelap ditemani keponakannya, Riany Messah di Ruangan Ti'i Langga, Bangsal Pria, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba'a, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Nampak tangan kanan Johanis Mberu sedang diinfus.
Sementara Riany yang tengah duduk menemani pamannya, kelihatan merenung sembari berbalik badan ke arah pintu ruangan.
Riany seketika dihampiri Staf PMPF BPJS Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, Erni Wadu.
Kedatangan Erni Wadu ke rumah sakit untuk memastikan pasien Johanis Mberu betul-betul dilayani haknya sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan.
Johanis Mberu merupakan pasien asal RT 013/RW 007, Dusun Oebitina, Desa Oetefu, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao didiagnosa mengidap penyakit Perforasi Intestinal.
Adapun perforasi intestinal atau perforasi usus adalah suatu celah, lubang, atau ketidaksinambungan pada dinding usus.
"Kami ke sini (RSUD Ba'a) tanggal 25 Juli 2024 jam 10 malam," ungkap Riany Messah selaku keponakan dari Johanis Mberu, Rabu, 31 Juli 2024.
Riany mengisahkan, pamannya selama ini menyembunyikan penyakit yang diderita dengan alasan tidak mau merepotkan keluarga.
Baca juga: BPJS Kesehatan Wujudkan Program JKN hingga Daerah Pelosok Lewat Program PESIAR
Sampai di rumah sakit, Riany sempat kaget mendengar keterangan dokter bahwa pamannya menderita penyakit yang serius.
"Paman diam-diam, tidak kasih tahu kami kalau dia ada penyakit. Paman saya usus pecah," beber Riany.
Kendati begitu, Riany mengaku, saat pamannya masuk rumah sakit dengan menggunakan BPJS Kesehatan, langsung mendapat pelayanan yang terbaik.
"Saat masuk ke sini, paman saya langsung menjalani operasi. Puji Tuhan operasi berjalan baik dan setelah itu dipindahkan ke ruang ICU (intensive care unit)," ungkap Riany.
"Kami juga bersyukur, karena ada BPJS Kesehatan, operasi paman saya tidak dipungut biaya sepeserpun. Pokoknya gratis semuanya," lugas dia menambahkan.
Riany kemudian menjelaskan lebih lanjut, pada tanggal 26 Juli 2024, pamannya lalu dipindahkan lagi ke bangsal pria. Sudah enam hari ia menemani pamannya di rumah sakit.
"Keadaan paman dalam kondisi yang mulai membaik. BPJS Kesehatan memang penyelamat," singkat Riany.
- UHC Kabupaten Rote Ndao Capai 98,87 Persen
Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Rote Ndao, Mario Trio Purwanto Kore mengemukakan, data pencapaian program Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Rote Ndao per 1 Juli 2024 mencapai 98,87 persen.
"Kita akan genjot terus untuk mencapai target 100 persen cakupan penduduk," pungkas Mario.
"Kepesertaan JKN yang aktif saat ini 79,61 persen dan yang non aktif 20,31 persen" lanjut dia.
Dari data itu, Kabupaten Rote Ndao sudah UHC karena kepesertaan aktif sudah melewati minimal keaktifan 75 persen.
Mario juga menerangkan, kepesertaan jaminan kesehatan Kabupaten Rote Ndao sendiri terdiri beberapa bagian yakni jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) bersumber dari APBN 104.066 jiwa. Sementara yang ditanggung melalui PBI APBD Kabupaten sebanyak 13.398 jiwa.
Lalu untuk Bukan Pekerja (BP) berjumlah 1.979 jiwa, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) 7.088 jiwa, Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU BU) 7.010 jiwa dan Pekerja Penerima Upah (PPU PN) seperti ASN, TNI, Polri, pekerja swasta, BUMN dan BUMD berjumlah 16.351 jiwa.
"Total jumlah peserta JKN di Kabupaten Rote Ndao sebanyak 149.892 jiwa dari total penduduk Kabupaten Rote Ndao, 151.599 jiwa," sebut Mario.
Pesiar BPJS di Selatan NKRI, Dua Kelurahan Jadi Pilot Project
Mario menjelaskan lebih lanjut, saat ini BPJS Kesehatan tengah gencar mengimplementasikan program Pesiar BPJS Kesehatan.
Pesiar sendiri memiliki akronim Petakan, Sisir, Advokasi dan Registrasi.
Mekanisme kerja program ini berupa pemetaan dan rekrutmen calon peserta Program JKN di setiap desa dan kelurahan lewat pembiayaan operasional dana desa.
Program Pesiar ini, BPJS Kesehatan berkolaborasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
"Ujung tombaknya adalah Agen Pesiar di desa atau kelurahan. Agen Pesiar ini ditunjuk oleh Pemerintah Desa/Kelurahan setempat dengan pakta integritas yang ditandatangani," ujar Mario.
Untuk sisi pemetaan, jelas Mario, si Agen Pesiar memetakan siapa-siapa orang yang ada di kelurahan atau desa tersebut. Mana yang terdaftar di JKN dan belum membayar tunggakan iuran serta mana yang belum terdaftar sama sekali.
Selanjutnya sisir. Mekanisme kunjungan yang dilakukan si Agen Pesiar terorganisir berdasarkan wilayah sesuai hasil pemetaan data potensi target peserta yang akan direkrut.
Berikut adalah advokasi. Masyarakat dipertemukan oleh Agen Pesiar dan duduk bersama.
"Agen Pesiar bisa gandeng kami untuk sosialisasi ataukah agen sendiri yang memberi sosialisasi karena si Agen Pesiar ini sudah dibekali BPJS Kesehatan dengan ilmu," ucap Mario.
Terakhir adalah registrasi. Jikalau ada masyarakat yang belum terdaftar JKN atau ada yang menunggak uang iuran, si Agen Pesiar mulai meregistrasi dan BPJS Kesehatan membekalinya dengan aplikasi (Edabu) yang terdapat pada smartphone.
Selain itu, Mario juga menuturkan terdapat dua Kelurahan di Kabupaten Rote Ndao yang dipilih menjadi Pilot Project program Pesiar BPJS.
Dua kelurahan itu adalah Kelurahan Busalangga di Kecamatan Rote Barat Laut dan Kelurahan Metina di Kecamatan Lobalain.
"Kami baru mulai dari bulan lalu di dua kelurahan, yakni Kelurahan Busalangga dan Metina. Kita memilih dua kelurahan itu karena terdapat banyak peserta mandiri, begitu juga dari sisi sektor usaha," tandas Mario.
Diterangkannya, orang yang memiliki usaha, tentu perlu mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta JKN. Apabila tidak ada pekerja, orang itu perlu mendaftarkan dirinya sendiri karena memiliki ijin berusaha.
"Target dari program Pesiar BPJS Kesehatan ini agar semua masyarakat di tingkat desa atau kelurahan terkover oleh JKN," kata Mario.
"Jadi sinergitas BPJS Kesehatan tidak hanya dengan pemerintah daerah tetapi diperluas lagi hingga Pemerintah Desa dan Kelurahan," tambah dia.
Mario mengatakan, ketika menjadi peserta JKN, masyarakat tidak akan sulit mendapatkan layanan kesehatan.
"Lewat program Pesiar ini, kita mendekatkan masyarakat dengan layanan kesehatan," singkat Mario.
Menurutnya, program Pesiar sangatlah penting. Kalau semua desa menjalankan program Pesiar ini, tentu semua masyarakat terdaftar JKN.
"Untuk meningkatkan keaktifan kepesertaan JKN, ada dua program yaitu Reaktivasi PBI BPJS Kesehatan dan Program Pesiar," tutur Mario.
Ia mengungkapkan, kendala yang dihadapi BPJS Kesehatan di Rote Ndao adalah tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya JKN masih minim sehingga pihaknya terus melakukan sosialisasi.
"Kita sudah memasuki satu dekade. Secara internal BPJS Kesehatan tidak berhenti melakukan sosialisasi. Tidak cukup masyarakat paham tentang kepesertaan JKN, tetapi harus juga memahami tentang alur pelayanan. Kami tidak akan berhenti untuk sosialisasi," pungkas Mario penuh komitmen.
Selama 10 tahun, lanjut dia, BPJS Kesehatan tetap bersinergi dengan pihak eksternal dan seluruh stakeholder terkait yang ada di daerah.
Dikatakan Mario, keaktifan BPJS Kesehatan akan menjaga UHC.
Lebih dari itu, Mario memiliki harapan besar program Pesiar BPJS Kesehatan bisa diterapkan di 112 desa yang ada di Kabupaten Rote Ndao. (rio)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS