POS-KUPANG.COM – Saat ini tim inti Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sedang melakukan kajian untuk menghitung anggaran riil program makan gratis pada masa pemerintahan pasca Presiden Jokowi, 2024 – 2029 mendatang.
Penghitungan anggaran program makan gratis itu sedang digodok Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Jadi belum ada kepastian tentang total anggaran yang harus dialokasikan untuk program tersebut.
Menurut Hasan Nasbi, lantaran masih dalam kajian, maka belum ada keputusan termasuk isu yang menyebutkan bahwa anggaran makan siang gratis itu diturunkan dari Rp 15.000 per pack menjadi Rp 7.500 per pack.
Isu tentang penurunan anggaran itu sebelumnya disampaikan oleh ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan.
Atas isu itulah Hasan menegaskan bahwa timnya tidak pernah membahas program makan bergizi gratis dengan Heriyanto. “Saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada pembahasan itu sama sekali di tim dan tim sinkronisasi."
“Enggak ada, dari tim sinkronisasi enggak ada (pembahasan dengan Heriyanto),” kata Hasan di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Jumat 19 Juli 2024.
Hasan memastikan, pemangkasan anggaran makanan bergizi gratis menjadi Rp 7.500 per anak, hanyalah isu.
“Itu hanya pernyataan atau mungkin saja ide dari ekonom tersebut. Bukan statement resmi dari tim,” tegas Hasan.
Fokus utama dari Prabowo dan Gibran, kata Hasan, adalah memberikan menu makanan yang sesuai standar kecukupan gizi.
“Jadi ukurannya adalah ketercukupan gizi. Ketercukupan gizi ini ditentukan oleh ahli gizi,” ujar Hasan.
Sampai saat ini, lanjut Hasan, dewan pakar Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran masih terus menghitung angka makan bergizi gratis.
“Semua sedang dikaji dan diuji coba dengan sangat detail oleh Dewan Pakar. Sampai saat ini, belum ada angka tertentu yang menjadi patokan, sebab yang menjadi tolok ukur kami adalah ketercukupan gizi,” ujarnya.
Adapun besaran angka makan bergizi gratis berpotensi berbeda di setiap wilayah karena disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan dengan menu lokal tersebut.
Baca juga: Belum Ada Jadwal Paus Fransiskus Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Baca juga: Akankah Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, Tetap Setia pada Kebijakan Jokowi?
“Di berbagai wilayah, untuk memenuhi standar gizi, jenis menunya berbeda-beda."
"Sesuai dengan ketersediaan bahan makanan dan jenis menu lokal di masing-masing tempat, dari sisi harga tentu juga akan berbeda-beda nilainya,” ucap Hasan.