Selalu percaya pada Tuhan
“Jangan pernah kehilangan kepercayaan dan harapan kepada Tuhan, terutama saat ini, ketika nampaknya kejahatan berada di atas angin, ketika kengerian perang dan rasa sakit dari banyak korban serta kehancuran besar-besaran melemahkan iman terhadap kebaikan Ilahi, ketika tangan kita terlepas dan tidak berdaya, kita bahkan tidak lagi memiliki kekuatan untuk berdoa,” tegas Kardinal Parolin dalam homilinya.
Paus mendorong kita untuk memandang Kristus yang disalibkan, pada hari Jumat Agung itu, ketika dosa tampaknya telah menang, dan pada saat itulah fajar Paskah menyingsing. Kematian bukanlah kata terakhir, tegas Paus, bahkan jika seseorang berjuang untuk melihat cakrawala Kebangkitan.
Berdoa memohon perantaraan Bunda Maria
Bagian terakhir dari homili Kardinal berfokus pada Santa Perawan Maria, Bunda Allah yang berdiri di samping kita di tengah-tengah salib pribadi kita, dan “dengan lembut menemani kita” menuju kebangkitan.
Saat merenungkan ikon Bunda Allah Berdychiv, yang digambarkan sebagai Odighítria, "dia yang memimpin", kita melihat betapa dia adalah simbol kelembutan dan cinta.
“Dia adalah pemberita fajar,” tentang Yesus, yang adalah Terang, kata Kardinal Parolin, dan dia adalah penghibur dalam kesedihan, siap menawarkan perlindungan yang aman. Dia kemudian mengucapkan doa penutup.
"Ya Bunda Yang Terberkati, semoga anak-anak dan kaum muda mempunyai masa depan yang damai dan terjamin, agar keluarga-keluarga menjadi tempat kasih sayang, agar orang-orang lanjut usia dan orang-orang sakit dapat menerima penghiburan dan kelegaan dalam penderitaan mereka, agar mereka yang mempertahankan tanah airnya dapat dilindungi dari serangan kejahatan, agar tawanan perang dapat kembali memeluk orang-orang yang mereka kasihi, dan agar para korban dapat diterima di Kerajaan Surga.”
(vaticannews.va)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS