Prakiraa Cuaca

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Dingin di NTT, Dwikorita Karnawati: Bukan Fenomena Astronomis Aphelion

Penulis: Adiana Ahmad
Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI cuaca dingin - BMKG jelaskan Penyebab Cuaca Dingin di NTT, Dwikorita Karnawati: bukan karena Fenomena Astronomis Aphelion.

POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menjelaskan Penyebab Cuaca Dingin di NTT.

Dalam penjelasannya, Kepala  BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan Cuaca Dingin di NTT tidak berkaitan dengan Fenomena Astronomis Aphelion.

Menurutnya, cuaca dingin merupakan hal yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yaitu Juni hingga September.

"Fenomena ini disebabkan oleh Angin Monsun Australia yang bertiup ke arah Benua Asia melalui wilayah Indonesia serta perairan Samudera Hindia yang memiliki suhu permukaan laut relatif rendah," ujar Dwikorita Karnawati.

Baca juga: Cuaca Dingin Masih Landa NTT, BMKG Sebut Suhu Terendah di Bajawa dan Ruteng 12 Derajat Celcius

Selain itu, berkurangnya tutupan awan dan intensitas hujan juga berpengaruh terhadap suhu dingin yang dirasakan pada malam hari. Hal ini disebabkan oleh minimnya uap air dan kelembaban yang menyebabkan energi radiasi dari bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

" Kondisi cuaca dingin ini memang mempengaruhi wilayah selatan khatulistiwa seperi Jawa,Bali dan Nusa Tenggara yang dirasakan lebih dingin," jelasnya.

Saat ini suhu udara di NTT masih melanda sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di bawah normal.

Menurut rilis terbaru dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jumad, (19/7/2024) suhu terendah tercatat di Bajawa dan Ruteng mencapai 12 derajat Celsius.

Baca juga: Suhu Dingin Diprediksi Landa NTT hingga Agustus, BMKG: Kurangi Aktivitas Luar Ruangan di Malam Hari

Kelembaban udara juga mencapai titik tertinggi di Ruteng, mencapai 95 persen. (*). 

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini