Oleh : Brude Pio Hayon,SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 8 Juli 2024, Teguhkanlah Hatimu
Hari Senin Biasa Pekan XIV
Bacaan I:Hos.2:13.14b-15.18-19
Injil: Matius 9:18-26
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua.Setiap orang akan mengalami banyak pergumulan dalam hidup berhubungan dengan situasi atau masalah yang dihadapi.
Setiap pergulatan itu akan menghasilkan juga pengalaman yang akan membentuk satu sikap tertentu dan bahkan bisa membentuk satu pola hidup yang baru. Maka setiap sikap yang muncul sebagai reaksi atas situasi atau masalah yang muncul adalah bagian dari setiap pergulatan hati kita berhadapan dengan setiap situasi atau masalah yang dihadapi.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari pertama pekan ke XIV dalam masa biasa ini kita kembali disuguhkan lagi dengan kisah bangsa Israel dalam kitab nabi Hosea. Dalam konteks nabi Hosea ini, bangsa Israel dibaratkan seperti seorang isteri yang dipersuntingkan oleh Allah untuk menjadi bangsa yang dicintai oleh Allah karena menjadi bangsa pilihan Allah.
Kedekatan Allah dengan bangsa Israel itu digambarkan sedemikian realistik seperti seorang gadis yang hendak diperisteri : “Maka pada waktu itu demikian firman Tuhan, engkau akan memanggil Aku ‘Suamiku’ dan tidak memanggil Aku ‘Baalku’.
Hosea menggambarkan relasi Allah dan bangsa Israel itu seperti relasi suami isteri sebagai tanda kedekatan itu. Hal ini mau menunjukkan kepada kita bahwa Allah sangat mengasihi bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah itu.
Kesetiaan Allah kepada bangsa Israel sebagai isteriNya untuk menunjukkan kesetiaan dan kasih sayang Allah bagi bangsa Israel: “Aku akan menjadikan engkau isteriKu dalam kesetiaan sehingga engkau akan mengenal Tuhan.”
Kesetiaan dan kasih sayang Allah itu juga ditunjukkan Yesus dalam Injil yang kita renungkan hari ini. Kisah injil hari ini juga sudah kita renungkan dalam pekan sebelumnya. Hari ini kita akan merenungkan tentang keteguhan hati dari kepala rumah ibadat dan seorang perempuan yang sakit pendarahan itu.
Kepala rumah ibadat itu datang kepada Yesus dan memberitahukan bahwa anaknya sudah meninggal dan hanya meminta Yesus datang hanya untuk meletakan tanganNya atas anak itu dan anaknya akan sembuh.