Terkait konflik agraria, SPK mengakui bahwa persoalan agraria adalah persoalan yang kompleks.
“Ada kepentingan masyarakat adat-rakyat, ada kepentingan pemerintah, ada kepentingan politik, dan ada kepentingan ekonomi. Oleh karena itu, saya berjanji akan mempelajari kasus agraria di NTT secara sungguh-sungguh karena ini menyangkut martabat dan penghidupan rakyat di satu pihak dan peran pemerintah melaksanakan regulasi dan melayani baik masyarakat adat-rakyat maupun investor,” tandas SPK.
Lebih lanjut SPK mengakui bahwa dirinya belum banyak membaca referensi dan belum berdiskusi dengan para pakar di bidang agraria sehingga untuk saat ini belum bisa berkomentar lebih jauh.
“Jika saya telah memiliki cukup referensi literatur dan masukan dari para pakar di bidang agraria, saya akan memberikan tanggapan dan jawaban yang lebih komprehensif. Saya perlu belajar sungguh-sungguh soal hal ini,” tambah SPK.
Seperti diketahui SPK menggandeng Adrianus Garu dalam Pilkada Gubernur Provinsi NTT periode 2024-2029 yang berlangsung November tahun ini.
Lebih lanjut Ebiet yang adalah kader muda Gerindra dan juga Ketua Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) mengatakan SPK-Adrianus Garu adalah figur yang layak memimpin NTT.
Menjadi Nomor Satu
Terkait dukungan partai, Ebiet lebih lanjut menjelaskan kalau saat ini tengah dalam proses finalisasi. “Kalau yang sudah pasti memberikan dukungan adalah Nasdem dan PKB,” ujarnya.
Hanya saja, SPK dan Adrianus Garu terus mengusahakan untuk mendapatkan dukungan dari Gerinda karena posisi partai yang sangat strategis sebagai pemenang Pemilu nasional.
Dari kekuatan dukungan saat ini, menurut Ebiet, SPK tak akan menjadi orang nomor dua dalam pertarungan Pilkada NTT. “Kalau tak ada dukungan kuat tak mungkin beliau tinggalkan posisi sebagai TNI yang masih aktif hingga 11 tahun lagi.”
Simon Petrus Kamlasi dilahirkan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), saat ini menjabat sebagai Kasrem 161/Wira Sakti Kupang. Belum lama ini ia mendapat kenaikan pangkat sebagai Brigadir Jenderal (Brigjen).
Dengan kenaikan pangkat yang berlaku sejak 27 Mei 2024, SPK akhirnya ditarik ke Markas Besar TNI AD di Jakarta dan menjabat sebagai Staf Ahli Tingkat II Kepala Staf TNI-AD Bidang Lingkungan Hidup.
Di kalangan TNI, SPK dikenal luas sebagai pencetus pompa hidrolik yang bisa membantu masyarakat dalam mendatangkan air bersih. Saat ini, sedikitnya sudah tercatat 300 titik air di NTT yang dibantu SPK melalui pompa hidrolik tersebut.
Terkait pencalonan sebagai Gubernur NTT, SPK memastikan segera mundur dari TNI kendati masih aktif dalam sebelas tahun ke depan.
Sementara itu, Adrianus Garu adalah politisi kawakan dari Manggarai yang pernah mendapat kepercayaan dari warga NTT sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI periode 2014-2019.