Wisata NTT

Wisata NTT, Jalan-jalan ke Kampung Adat Boti , Rasakan Kehidupan Alami Jauh dari Kemewahan

Penulis: Alfred Dama
Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Boti , Namah Benu

Bersahaja
Kehidupan di desa ini jauh berbeda dengan daerah lain di belahan Pulau Timor. Agama apa pun tidak pernah masuk ke daerah ini karena setiap warga yang melanggar dan masuk pada ajaran agama tertentu akan dikucilkan.

Komunitas Boti sangat bersahaja. Mereka hanya mengenakan pakaian yang mereka tenun dari benang katun yang mereka pintal sendiri.

Untuk makan dan minum sehari-hari, mereka masih menggunakan tempurung kelapa sebagai pengganti piring, sendok, dan gelas. Adapun tempat penyimpanan makanan, semuanya terbuat dari anyaman daun lontar.

Penduduk Boti berjumlah 77 kepala keluarga atau 350 jiwa, sebagian tinggal di sekitar istana dan sebagian lagi tinggal di perkampungan sekitar istana. Komunitas ini memeluk kepercayaan yang disebut dengan Halaika.

Pemeluk Halaika dilarang untuk berpindah kepercayaan. Warga luar Boti yang menikah dengan warga Boti diharuskan memeluk Halaika.

Bila warga suku Boti memutuskan berpindah kepercayaan, maka dia harus keluar dari Boti, seperti yang dialami oleh putra sulung sang Raja sendiri.

Baca juga: Wisata NTT, Pesona Bunga Teratai di Danau Rana Tonjong di Manggarai Timur

Keunikan lain adalah semua laki-laki yang berumur 15 tahun akan diminta untuk menentukan pilihan, apakah keluar dari komunitas Suku Boti atau tidak.

Bagi kaum laki-laki yang memilih untuk tetap menjadi bagian dari Suku Boti tidak dibolehkan untuk memangkas rambut.

Untuk membedakan mana laki-laki yang sudah berkeluarga dan mana yang belum, hal itu terletak pada bentuk konde. Konde atas bagi laki-laki yang sudah menikah dan konde bawah bagi mereka yang belum menikah.

Raja Boti, Namah Benu (POS-KUPANG/DION KOTA)

Raja Boti Namah Benu mengatakan, mereka adalah para ksatria yang menjaga Pulau Timor. "Rambut panjang itu untuk menjaga Pulau Timor," katanya tanpa memberikan penjelasan lebih rinci makna dari rambut panjang.

Perkampungan Boti ini memang terasa teduh dengan rimbunnya daun-daun lontar, pohon kelapa, dan pisang. Suasana kampung terasa damai.

Suku Boti adalah keturunan Atoni Metu, suku asli Pulau Timor. Keunikan Boti yang sering disebut "Indonesian Amish" ini merupakan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang masih dilestarikan.

Keunikan di Boti, menurut pemandu wisata Yohanes Benesu, telah menarik puluhan peneliti dari luar negeri untuk datang ke desa itu.

Karena itu, tidak mengherankan jika dalam buku tamu yang ada di istana itu, sangat jarang tertulis nama wisatawan domestik, tetapi kebanyakan wisatawan asing dari berbagai belahan dunia.

Tidak ada warung
Di desa tidak ada rumah makan, apalagi supermarket, tetapi tidak perlu dicemaskan saat jam makan tiba karena keluarga Usif (raja) Namah Benu akan menyuguhkan hidangan yang sangat istimewa.

Halaman
123

Berita Terkini