Berita Ngada

Bupati Andreas Paru Terapkan Konsep Pertanian Terintegrasi di Kebunnya di Utaseko Golewa Selatan

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Ngada Andreas Paru saat berkebun di kebunnya di Utaseko, Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, Sabtu 13 April 2024. 

Di negara asalnya, Malaysia, durian ini dikenal dengan sebutan mao shan wang atau yang berarti 'raja kucing'. Diperkenalkan pada 1990 silam, durian ini punya daging berwarna kuning yang mencolok, tebal, lembut, manis sedikit pahit, dan biji berukuran kecil.

Warga menamainya dengan sebutan 'musang king' karena lokasi pohon induknya yang berada di dekat Gua Musang, Kelantan, Malaysia. Harga durian Musang King juga terbilang tinggi. Harganya bisa melonjak saat dijual di negara lain di luar Malaysia.

Cara Unik Mengedalikan Hama

Hama selalu menjadi momok menakutkan bagi para petani. Tak jarang petani menggunakan bahan - bahan kimia untuk membasmi hama atau memburunya. Namun Andreas mengatasi hama dengan metode pengalihan.

"Contoh supaya babi hutan tidak ganggu tanaman jeruk, durian dan lain - lain, di sekitar kebun, kami tanam singkong yang banyak sehingga babi hutan fokus di singkong, tidak ganggu tanaman lain. Di samping itu singkong juga bisa kita manfaatkan," ujar Andreas.

Setiap kali bertemu dengan petani atau warga saat berkebun Andreas selalu mengingatkan agar mereka tidak memburu burung, apapun jenisnya. Menurut Andreas jika burung terus diburu maka akan merusak ekosistem. Tidak hanya itu, kekayaan satwa di Utaseko bisa menjadi daya tarik tersendiri. 

Pertanian Terintegrasi

Andreas Paru menjelaskan, apa yang dia lakukan dengan kebun di Utaseko adalah pertanian yang terintegrasi dengan peternakan, perkebunan, peternakan, perikanan dan pariwisata. Menurutnya itu bisa menjadi contoh bagi masyarakat. "Pemimpin tidak hanya omong - omong tapi juga harus menunjukkan teladan," ujarnya.

"Di kemudian hari bisa jadi semacam agrowisata yah. Orang bisa berwisata sambil makan buah. Bisa lihat pemandangan yang indah, ternak, ikan. Kemudian kita juga akan padukan dengan kegiatan - kegiatan rohani. Itu konsepnya ke depan," ujarnya.

Andreas menerangkan, tata kelola kebun di Utaseko adalah wujud nyata bagaimana menerjemahkan konsep Tante Nela Paris Paris (Tani Ternak Nelayan dan Pariwisata) yang merupakan tagline pembangunan Ngada dibawah kepemimpinannya dan wakil, Raymundus Bena.

Romo Edo Dopo, Koordinator Kevikepan Ende, Keuskupan Agung Ende terkesan dengan tata kelola di kebun Utaseko. Bagi Romo Edi pemimpin memang harus demikian, tidak hanya berbicara tetapi juga bisa menunjukkan teladan kepada masyarakat.

Menurutnya, apa yang diterapkan Bupati Andreas di Utaseko kelak tidak hanya memberikan dampak pada Andreas Paru dan keluarga tetapi juga masyarakat sekitar. "Apalagi budaya dan masyarakat kita sangat dekat dengan pertanian. Mereka bisa melihat contoh bagaimana bertani yang baik," ujarnya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini