Opini

Romo Magnis dan Kotbah Paskah di Mahkamah Konstitusi

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Romo Franz Magnis-Suseno saat tampil sebagai saksi ahli bidang etika dalam sidang lanjutan perkara sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Apakah Romo Magnis malu, kehilangan muka dan merasa konyol? Tidak! Itu pekerjaan kenabiannya. Dia terbiasa mendapatkan perlakuan itu. Apakah martabat luhur imamatnya jatuh? Juga tidak! Ketika dinista martabat imamatnya justru semakin sejati dan mulia. Lihat saja salib kecil di kerah bajunya bernyala. "Singa dari Eckersdorf“ itu tidak pernah takut!

Romo Magnis mengajarkan "Cura Personalis“ ala kolese Sankt Blasien. Kita harus benar-benar melihat orang lain dan juga membiarkan diri kita dilihat oleh orang lain.

Melalui catatan-catatannya tentang etika, Romo Magnis benar-benar melihat dan membantu para pimpinan bangsa dan rakyat Indonesia.

Melalui tugas kenabiannya, Romo Magnis mengingatkan bahwa ada yang tidak beres dalam proses politik dan kehidupan demokrasi. Dia senang diapresiasi. Tapi lebih berbahagia ketika dicacimaki demi memperbaiki peradaban.

Umat Katolik tak perlu merasa terganggu dan malu ketika Romo Magnis tampil di Mahkamah Konstitusi. Dia sedang menghadirkan diri sebagai manusia paska sesuai ajaran gereja Katolik. Setiap kita yang tergabung dalam gereja mengambil bagian dalam tugas kenabian Kristus. Kita bersaksi berdasarkan iman akan kebangkitan Kristus. Tugas ini tercermin dalam kesatuan kita dengan para pemimpin gereja untuk melaksanakan ajaran iman dan moral sesuai ajaran magisterium gereja. Dengan itu kita memberikan kesaksian iman kristiani kepada dunia dan sekitarnya.

Baca juga: Romo Magnis Suseno Sebut Presiden Seperti Pencuri Bansos, Begini Reaksi Hotman Paris

Semua kita yang telah dibaptis turut mengambil bagian dalam tugas kenabian. Melalui tugas kenabian kita mewartakan kebenaran yang berasal dari Allah, atas dorongan Roh Kudus kepada masyarakat luas. Sebagai umat Allah yang satu, kita memberikan kesaksian akan ajaran Kristus.

Romo Magnis telah memberikan kesaksian itu. Kesaksiannya di depan Mahkamah Konstitusi adalah sebuah kotbah paskah. Terima kasih Mahkamah Konstitusi yang telah menyiapkan mimbar kotbah itu. Saya semakin bangga, mengagumi, mencintai dan ingin memiliki daya tahan seperti Romo Magnis. Romo Magnis telah membantu rezim menggerakkan revolusi mental. Revolusi mental adalah lokomotif sejarah sebuah peradaban.*

Penulis adalah Misionaris Flores yang bekerja di Keuskupan Basel Swiss, menulis buku: Dari Nusa Bunga Ke Negeri Alpen (Sebuah Autobiografi) dan 25 Keping Perak dari Negeri Alpen (Sebuah Persepsi Lintas Budaya).

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini